DoaAgar Suami Sayang dan Setia. Doa Agar Suami Nurut Perkataan Istri yang pertama ini sebetulnya adalah doa yang bisa dipanjatkan kapan saja. Tujuannya adalah agar suami lebih perhatian dan sayang dengan istrinya. Dari rasa sayang itulah kemudian diharapkan sang suami dapat menerima setiap masukan dari istrinya, tidak ngeyel, dan tidak membantah.
Perkataan adalah Doa "Kullu Kalam Addu'a" Agama Islam - Perkataan ataupun tutur kata memang bisa mencerminkan jati diri seseorang. Sebagaimana pepatah Jawa mengatakan "ajining diri ono ing kedaling lathi". Oleh sebab itu kita mengenal adanya tata krama dalam hal berbicara. Dari berbicara inilah terkadang keluar kata-kata yang bisa menjadi bumerang buat diri kita sendiri. "Mulutmu harimaumu" begitu diistilahkannya. Dari segi agama Islam khususnya, tata krama dalam hal berbicara juga dianjurkan. Sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW mengatakan "Kullu kalam addu'a" yang berarti setiap perkataan adalah do'a. Entah itu perkataan yang baik ataupun yang buruk, sama-sama mengandung unsur do'a bagi yang mengucapkannya. Setiap perkataan adalah do Lantas bagaimana dengan perkataan Ketua Umum PD Partai Demokrat Anas Urbaningrum beberapa hari lalu? Demi membantah tudingan keterlibatan beliau atas kasus korupsi proyek wisma atlet dan Hambalang, Pak Anas dengan pasti berkata "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi wisma atlet dan Hambalang, gantung Anas di Monas!". Apakah ini juga sebuah do'a? Kasus korupsi proyek wiswa atlet sendiri saat ini masih dalam proses di pengadilan Tindak Pidana Korupsi Tipikor dengan terdakwa M Nazaruddin yang notabene merupakan mantan bendahara PD. Beberapa kali sidang dengan menghadirkan beberapa saksi telah berjalan. Entah berapa kali pula nama Pak Anas disebutkan dalam sidang-sidang tersebut. Berbagai pro dan kontra juga turut meramaikan jalannya sidang kasus tersebut. Yang terakhir tentu saja menyoal ketidak hadiran Mindo Rosalina Manulang saat akan dikonfrontasi dengan Angelina Sondakh dengan alasan sakit, tetapi tanpa surat keterangan sakit dari dokter. Banyak masyarakat awam khususnya yang bingung mengikuti kasus yang satu ini. Baca Juga Pengertian Riba, Hukum dan Dalilnya dalam Al Quran Tips Rumah Tangga Bahagia Jauhi 8 Sifat Istri yg Dibenci Suami Ciri-Ciri Wanita Sholehah yang diIdam-Idamkan Laki-laki Sholehah Penegak hukum yang seyogyanya berdiri di tengah-tengah seolah justru makin mengaburkan "arti hukum" itu sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana kualitas hukum kita saat ini. Terlebih jika menyangkut soal "korupsi". Entah sudah berapa kasus yang membebaskan para tersangka korupsi di negeri ini. Sehingga menimbulkan kejenuhan bagi masyarakat. Tak ayal muncul tragedi pembacokan seperti yang dilakukan oleh Deddy Sugarda terhadap Sistoyo di pengadilan Tipikor Bandung beberapa waktu lalu. Saat ini rakyat hanya bisa berkata "Kullu kalam addu'a". Pengadilan dan proses hukum oleh Pengadilan Tipikor memang akan membuat keputusan apakah Pak Anas bersih atau tidak terlibat dalam kasus tsb. Namun tetap ada yang lebih kuasa dari sekedar pengadilan Tipikor. Dialah yang berkuasa atas langit dan bumi. "Kullu Kalam Addu'a"
Perkataan Adalah DOA', Nak Berjaya Kena Ubah MINDSET Dari Sekarang! Motivation Aug 03. Share post "Alaaaa tak boleh la. Boleh ke laku kalau jual benda ni? Ramai kot yang jual benda sama" Ehempernah dengar tak 'Setiap Apa Yang Kita Buat, Fikir, Niat Dan
Jakarta - Doa merupakan sebuah permohonan dari seorang hamba yang ditujukan kepada Allah SWT. Doa adalah inti ibadah yang mendalam. Berikut ini berasal dari bahasa Arab الدعاء yang memiliki arti permintaan atau permohonan. KH Ahmadi Isa dalam bukunya yang berjudul Doa-Doa Pilihan menjelaskan pengertian doa menurut bahasa dan istilah. Menurut bahasa doa adalah merupakan permintaan dan permohonan. Sedangkan, menurut istilah doa adalah penyerahan diri kepada Allah SWT dalam memohon keinginan dan meminta dihindarkan dari hal yang dibenci. Doa berarti ibadah. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa berdoa menjadi ibadah utama. Berdoa kepada Allah SWT membuat setiap makhluk juga telah menunjukkan pengertian doa melalui beberapa surat, diantaranya sebagai berikutDoa berarti ibadah Yunus106Doa berarti meminta pertolongan atau istighatsah Al-Baqarah 23Doa berarti panggilan atau nida' Al-Isrya 110Doa berarti perkataan atau qaul Yunis 10Diriwayatkan oleh At Tirmidzi no 2969, Rasulullah Saw bersabda,الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِArtinya "doa itu merupakan inti dari ibadah"Ibadah yang dimaksudkan semata-mata dilakukan hanya kepada Allah SWT. Berdoa dilakukan dengan tunduk dan penuh ketakutan kepada Allah makhluk yang berdoa akan dikabulkan oleh Sang Pencipta. Hal ini menunjukkan bahwa setiap manusia yang hidup di bumi untuk bisa senantiasa beribadah kepada Allah di saat sempit maupun lapang. Allah SWT telah berfirman dalam Al Mu'min ayat 60 sebagai berikut,وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَArab-latin wa qāla rabbukumud'ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna 'an 'ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīnArtinya"Dan Tuhanmu berfirman "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."Allah SWT juga berfirman dalam al-Furqon ayat 77, bahwa Dia tidak mengindahkan makhluknya selain karena doa yang مَا يَعْبَؤُا۟ بِكُمْ رَبِّى لَوْلَا دُعَآؤُكُمْ ۖ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًۢاArab-latin qul mā ya'ba`u bikum rabbī lau lā du'ā`ukum, fa qad każżabtum fa saufa yakụnu lizāmāArtinya "Katakanlah kepada orang-orang musyrik "Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya, padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya? karena itu kelak azab pasti menimpamu."Setiap kegiatan yang diawali dengan doa niscaya Allah SWT akan ridha kepada apa yang kita lakukan. erd/erd
Berikutredaksi doanya secara singkat: اَللَّهُمَّ لَيِّنْ لِيْ قَلْبَهُ لَيِّنْتَ لِدَاوُدَالْحَدِيْد Allahumma Layyinli Qalbahu, Layyinta li Dawudal Hadiid. "Ya Allah, lembutkanlah hatinya sebagaimana Engkau melunakkan besi kepada Nabi Dawud." 2. Doa Nabi Zakariya رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
Dijawab oleh Surahman Yatie, Lc. Pertanyaan Afwan ustaż, sering kita dengar “setiap perkataan adalah doa”, apakah ini adalah hadiṡ Nabi ﷺ? Mohon pencerahannya . Kurnia Wahyuni di Baubau, Sulawesi Tenggara Jawaban Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan umatnya agar selalu menghiasi diri dengan al-akhlaq al-karimah, berperangai baik, dan berbudi pekerti luhur, baik dalam perbuatan maupun dalam ucapan. Sopan dalam bertutur kata merupakan cerminan dari pancaran cahaya iman dalam diri seorang muslim. Santun dalam berbahasa adalah tanda sempurnanya Islam dalam jiwa seorang manusia. Secara lafziyah kalimat “setiap perkataan adalah doa” bukan hadis Nabi ﷺ, tapi ini adalah pepatah atau peribahasa, seperti “mulutmu harimaumu”, dan “tajam lidah dari pedang.” Peribahasa semacam ini mengandung makna nasihat agar setiap orang menjaga lisannya, berhati-hati dalam setiap ucapannya, serta berupaya agar yang terlahir darinya adalah ungkapan-ungkapan yang sarat akan kebaikan dan kebenaran. Makna seperti ini sangat sesuai dengan banyak hadis Nabi ﷺ. Sebagai contoh kami sebutkan beberapa hadis berikut ini, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَالتِّرْمِذِي وَابْنُ مَاجَهٍ Artinya Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Nabi ﷺ bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba bisa mengucapkan sebuah kalimat yang diridai Allah, ia tidak terlalu menghiraukannya, namun dengannya Allah mengangkat derajatnya kemuliaannya. Dan sungguh seorang hamba dapat mengucapkan sebuah kalimat yang dimurkai Allah, ia tidak terlalu menghiraukannya, namun dengannya Allah mencampakkannya ke dalam neraka Jahannam”. HR. al-Bukhari, al-Tirmiżī dan Ibnu Majah Demikian pula makna yang senada dengan peribahasa di atas, terdapat dalam sabda Rasulullah ﷺ berikut ini عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ لَا يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِي بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِي النَّارِ» رَوَاه ُالتِّرْمِذِي وَأَحْمَدُ Artinya Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya seseorang bisa mengucapkan satu patah kata yang menurutnya tidak ada dampak apa-apa, tapi dengan kalimat itu ia jatuh ke dalam neraka selama tujuh puluh tahun”. HR. al-Tirmizi dan Ahmad عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ، أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ Artinya Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba terkadang mengucapkan kalimat tanpa ia teliti apa dampaknya, karenanya ia terlempar ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” HR. Muslim Dari hadis-hadis di atas dapat dipetik beberapa faedah sebagai berikut Penting untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara, karena ucapan yang terlontar dari lisan bagai anak panah yang lepas dari busurnya, tidak dapat ditarik kembali. Ketika menjelaskan hadis pertama di atas, Ibnu Hajar al-Asqalānī w. 852 H menukil penjelasan Imam al-Nawawī w. 676 H, sebagaimana berikut وَقَالَ النَّوَوِيُّ فِي هَذَا الْحَدِيثِ حَثٌّ عَلَى حِفْظِ اللِّسَانِ فَيَنْبَغِي لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْطِقَ أَنْ يَتَدَبَّرَ مَا يَقُولُ قَبْلَ أَنْ يَنْطِقَ فَإِنْ ظَهَرَتْ فِيهِ مَصْلَحَةٌ تَكَلَّمَ وَإِلَّا أَمْسَكَ فتح الباري 11/311 Maknanya Imam al-Nawawī w. 676 H menjelaskan bahwa hadis ini mengandung anjuran untuk menjaga lisan. Maka sepantasnya setiap orang berpikir lebih dulu apa yang akan ia ucapkan, jika ada kebaikannya maka ia ucapkan, jika tidak maka hendaknya ia menahan diri.[1] 2. Membiasakan diri untuk bertutur kata yang baik adalah suatu amal salih yang Allah ﷻ ridai. Oleh karena itu, orang yang senantiasa berupaya agar perkataannya baik, maka seluruh langkah hidupnya akan menjadi baik, Allah ﷻ berfirman dalam QS. al-Ahzab/33 70 dan 71, يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا 70 يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا Artinya Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki amal-amalmu, dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang besar. QS. al-Ahzab/33 70-71 3. Orang yang memiliki kebiasaan berbicara buruk, suka mencaci, mencela, menghina, mengutuk, dan berkata-kata kotor, sesungguhnya dia sedang mengundang murka Allah ﷻ atas dirinya. Dalam sebuah hadis disebutkan عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ رضي الله عنها، زَوْجِ النَّبِيِّ ﷺ عَنِ النَّبِي ﷺ قَالَ كَلَامُ ابْنِ آدَمَ عَلَيْهِ لَا لَهُ، إِلَّا الْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَذِكْرَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ» رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهٍ وَضَعَّفَهُ الأَلْبَانِي Artinya Dari Ummu Habibah radhiyallahu anha Istri Nabi ﷺ, Nabi ﷺ bersabda, “Ucapan anak Adam itu akan kembali dengan membawa bencana untuknya, tidak membawa keberuntungan baginya, kecuali ucapan amar ma’ruf ajakan kepada kebaikan, nahi mungkar seruan meninggalkan keburukan, dan berzikir kepada Allah ﷻ. HR. Ibnu Majah dan dinilai daif oleh Albani 4. Baik-buruk sebuah ucapan akan kembali kepada pengucapnya, jika ucapannya bernilai kebaikan, maka ia mendapat ganjaran dan pahala, jika ucapannya bernilai keburukan maka ia akan menanggung akibat dan dosanya. Oleh karena itu, ucapkanlah yang baik atau diam. Rasulullah ﷺ bersabda, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ Artinya Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berkata baik atau diam, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan ia mengganggu tetangganya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.” HR. al-Bukhari dan Muslim عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رضي الله عنهما، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مَنْ صَمَتَ نَجَا» رَوَاه ُالتِّرْمِذِي وَأَحْمَدُ Artinya Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang banyak diam, niscaya ia akan selamat.” HR. al-Tirmiżī dan Ahmad Dalam Ihya Ulum al-Din Imam al-Ghazālī w. 505 H berkata, “Barang siapa yang memperhatikan bahaya penyakit yang disebabkan lisan, dia pasti memahami manfaat sabda Nabi ﷺ, “Barangsiapa yang banyak diam, niscaya ia akan selamat.”. . . Maka jika engkau belum sanggup menjadi pembicara yang baik, jadilah engkau orang yang selamat dengan banyak diam.”[2] 5. Lurusnya lisan dapat mengantarkan manusia ke surga Allah ﷻ, melencengnya lisan dapat menjerumuskannya ke dalam neraka. عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، رَفَعَهُ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ، فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَأَحْمَدُ Artinya Dari Abu Sa’id al-Khudrī -ia memarfukkannya- berkata, “Apabila seorang manusia berada di waktu pagi, maka seluruh anggota tubuhnya menutupi kesalahan lisan lalu berkata, bertakwalah kamu kepada Allah untuk kami, sebab kami tergantung kepadamu, apabila kamu lurus, maka kami pun akan lurus, dan apabila kamu melenceng, maka kami pun akan melenceng.” HR. al-Tirmizī dan Ahmad Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah ﷺ bersabda, عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رضي الله عنه، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ Artinya Dari Sahl bin Saad radhiyallahu anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang dapat menjamin bagiku kesucian sesuatu yang berada di antara dua rahangnya mulut dan di antara kedua kakinya kemaluan, maka aku akan menjamin baginya surga”. HR. al-Bukhari Menjelaskan hadis di atas, Ibnu Bathal rahimahullah berkata, دَلَّ الْحَدِيثُ عَلَى أَنَّ أَعْظَمَ الْبَلَاءِ عَلَى الْمَرْءِ فِي الدُّنْيَا لِسَانُهُ وَفَرْجُهُ فَمَنْ وُقِيَ شَرَّهُمَا وُقِيَ أَعْظَمَ الشَّرِّ Maknanya Hadis ini menunjukan bahwa cobaan terbesar dalam diri seseorang adalah lisan dan kemaluannya. Karenanya, orang yang dijaga Allah dari keburukan keduanya, sungguh dia telah dijaga dari keburukan dosa yang sangat besar.[3] 6. Dampak dari keridaan Allah ﷻ terhadap hamba-Nya dapat dirasakan oleh manusia-manusia yang berada di sekitarnya, seperti dalam sabda Rasulullah ﷺ, عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ Artinya Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma, Nabi ﷺ bersabda, “Seorang muslim yang sempurna Islamnya adalah yang orang lain merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya, seorang berhijrah yang sebenarnya adalah orang yang sanggup meninggalkan segala apa yang Allah larang. HR. al-Bukhari dan Muslim Semoga artikel yang membahas ucapan atau berkataan adalah doa ini bermanfaat, wallau ta’ālā a’lam. Footnote [1] Ibnu Hajar al-Asqalānī, Fathu al-Bārī Syarhu Shahīh al-Bukhārī, Beirut Dar al-Ma’rifah, 1379 H, juz 11, h. 311. [2] Muhammad bin Muhammad al-Ghazālī, Ihyā’ Ulūmi al-Dīn, cet. Bairut Daru al-Ma’rifah, juz. 3, h. 126. [3] Ibnu Hajar al-Asqalānī, Fathu al-Bārī Syarhu Shahīh al-Bukhārī, juz 11, h. 310.
HatiHati dalam Berkata, Setiap Perkataan adalah Doa. Alangkah indahnya andai lisan dan tulisan kita senantiasa menghasilkan ucapan dan untaian kalimat-kalimat yang baik. Dengan kalimat yang baik tersebut diibaratkan seperti sebatang pohon yang akarnya kuat mencengkram bumi, sedangkan cabangnya mengangkasa dan menghasilkan dedaunan
– Kata-kata itu dahsyat, kata-kata itu bibit, ketika engkau mengucapkan sesuatu, engkau telah memberikan kehidupan pada kata-kata itu. Berikut uraian yang disampaikan di Radio Suara Muslim Surabaya dalam program Dialog Motivasi Al Quran. Inspirasi surat Al Isra 53; وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا “Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik benar. Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” Jika kamu berulang-ulang mengucapkan kata-kata itu, kamu akan dapat mewujudkan dalam kenyataan. Kata yang engkau ucapkan akan berpengaruh besar pada masa depanmu. Ketika kamu berucap dengan sebuah kata, seolah kamu membuat cita-citamu sendiri di masa yang akan datang. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رُضْوَانِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ Dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa berpikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan kata-katanya itu. Dan seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berpikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka Jahanam dengan kata-katanya itu”. HR Bukhari, Ahmad, dan Malik. Kebiasaan berbicara baik sudah masuk ke dalam memori otak bawah sadar, sehingga tanpa dipikir panjang pun, yang keluar dari lisannya selalu baik. Keadaan ini merupakan hasil proses pembinaan diri jangka panjang. Allah sangat menghargai perjuangan orang yang membiasakan berbicara baik –yang tentunya diridhai-Nya- dengan senantiasa meningkatkan derajatnya. Sebaliknya, orang yang memiliki kebiasaan berbicara buruk, misalnya suka mencaci, mencela, mengutuk, berghibah, membicarakan aib sahabatnya, dan berkata-kata kotor, kata-kata yang membuat murka Allah, ia telah melakukannya dengan kendali otak bawah sadar. Keadaan seperti ini terjadi karena ia tidak berusaha menghentikannya dan selalu saja membiarkan keluar dari lisannya. Allah berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” Al-Ahzab 70-71. So… saudaraku, jagalah kata-kata dalam ucapanmu, karena hal itu bisa menjadi kenyataan. Supaya hasil kata-kata yang terucap itu baik dalam kenyataan, maka lakukanlah hal ini; 1. Selalu berkata-kata yang baik, positif dan manfaat atau kalau ragu, maka diamlah. مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” HR. Bukhari No. 6018 dan Muslim No. 47. إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِى بِهَا فِى النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat”. HR. Muslim No. 2988 Imam Asy-Syafi’i telah berkata, “Jika seseorang menghendaki berbicara, maka sebelum dia berbicara hendaklah berpikir, jika nampak jelas mashlahat-nya dia berbicara, dan jika dia ragu-ragu, maka dia diam sampai jelas mashlahat-nya”. Al-Adzkaar, 2/713-714, karya Imam An-Nawawi, tahqiiq dan takhriij Syaikh Salim Al-Hilaali, penerbit Dar Ibni Hazm, cet. 2, th. 1425 H / 2004 M. 2. Jangan menyakiti saudaramu dengan kata-kata mu. Karena kata-kata yang menyakitkan bisa jadi musibah bagi orang lain dan bagi diri yang berkata-kata. من عيَّر أخاه بذنب لم يمت حتى يعمله “Barang siapa yang mencela saudaranya karena perbuatan dosanya, maka ia tidak mati hingga dia sendiri akan melakukan hal yang sama”. H. R. Tirmidzi Dalam Nashoihul ibad hlm. 65, syeikh Nawawi memuat ucapan dari imam al-Kasa`i dari Bahr Kamil احفظ لسانك ان تقول فتبتلي * ان البلاء موكل بالمنطق “Jaga lisanmu mengucapkan sesuatu, jika tidak ingin terkena musibah * sesunggguhnya bala/musibah terwakilkan pada apa yang diucapkan”. 3. Kata-kata itu adalah doa, maka selalu ingat untuk menjaga kata-kata yang kamu ucapkan. Ingat semua yang engkau ucapkan sudah tercatat oleh malaikat, dan itu akan terwujud dalam kenyatan. مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. QS. Qof 18 Jangan berkata kepada anak-anak kita dengan kata-kata yang buruk misal; “goblok”, “nakal” dll. Wallohu A’lam
EvanglishYusak Berhandus SH, MTh saat memimpin ibadah HUT Yayasan Komunitas Diakonia ke-4 mengatakan, setiap perkataan mengandung kuasa, perkataan adalah doa. Mendasari Khotbah terdapat dalam Kitab Kudus Perjanjian Baru Efesus 6 ayat 10, Belajar dari Nabi Daud yang memerintahkan jiwanya
- Բеջиճ шፋቺокл
- ኢኅզու уκи скубоп
REMOOTshared a photo on Instagram: "Setiap perkataan adalah doa, setiap doa selalu dikabulkan 🙏 Jadi, hati2 dalam berbicara meskipun" • See 30 photos and videos on their profile.
Hatihatilah dalam setiap perkataan kalian. Karunia Allah ada pada kalian." Saya tahu bahwa karunia roh diberikan sesuai kehendak Allah yang memberikannya, bukan Saya terus dikuatkan oleh orang-orang terdekat saya dan pada akhirnya saya melihat karunia doa yang Tuhan berikan kepada saya adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam pelayanan untuk
Perintahkasih adalah baru karena terus menerus dihidupkan dalam setiap pengikut-Nya (ayat 8). Kasih menjadi kenyataan hidup yang belum pernah diwujudkan manusia sebelumnya. Oleh karena itu sepatutnyalah orang Kristen menghidupkan kasih Yesus di dalam perkataan dan perbuatannya setiap hari (ayat 9-11).
SolatSebagai Asas Disiplin Diri. 'Solat' daripada sudut bahasa adalah doa atau memohon kebajikan dan juga pujian. dalam syarak, solat adalah perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir beserta niat dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Solat juga penghubung antara seseorang hamba dengan
. 24fdvcbysi.pages.dev/96124fdvcbysi.pages.dev/6324fdvcbysi.pages.dev/62524fdvcbysi.pages.dev/68424fdvcbysi.pages.dev/49724fdvcbysi.pages.dev/91724fdvcbysi.pages.dev/95124fdvcbysi.pages.dev/52624fdvcbysi.pages.dev/69824fdvcbysi.pages.dev/324fdvcbysi.pages.dev/67624fdvcbysi.pages.dev/78224fdvcbysi.pages.dev/57824fdvcbysi.pages.dev/60324fdvcbysi.pages.dev/928
setiap perkataan adalah doa