أَلَمْ تَرَ إِلَىٰ رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ ٱلظِّلَّ وَلَوْ شَآءَ لَجَعَلَهُۥ سَاكِنًا ثُمَّ جَعَلْنَا ٱلشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلًا Arab-Latin A lam tara ilā rabbika kaifa maddaẓ-ẓill, walau syā`a laja'alahụ sākinā, ṡumma ja'alnasy-syamsa 'alaihi dalīlāArtinya Apakah kamu tidak memperhatikan penciptaan Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan dan memendekkan bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, Al-Furqan 44 ✵ Al-Furqan 46 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Mendalam Terkait Surat Al-Furqan Ayat 45 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 45 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan mendalam dari ayat ini. Diketemukan beraneka penjelasan dari kalangan mufassirun terkait makna surat Al-Furqan ayat 45, antara lain seperti tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia45-46. Apakah kamu memperhatikan bagaimana Allah memanjangkan bayangan dari terbitnya fajar hingga terbit matahari? Sekiranya Allah menghendaki, pastilah Dia akan menjadikan bayang-bayang itu bertahan dan tetap ada, tidak lenyapkan oleh sinar matahari. Kemudian Kami menjadikan matahari sebagai pertanda dengan keadaan-keadaanya atas keadaan-keadaan bayang-bayang itu. Lalu ia akan mengecil sedikit demi sedikit. Tiap kali bertambah ketinggian matahari, maka ia akan kian berkurang besarnya. Itu termasuk bukti Kuasa Allah dan keagunganNya, dan sesungguhnya Dia-lah yang berhak diibadahi, bukan yang lain.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram45. Apakah engkau tidak memperhatikan -wahai Rasul- jejak-jejak penciptaan Rabbmu, bagaimana Dia memanjangkan dan memendekkan bayang-bayang di atas bumi, dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan bayang-bayang itu tetap dan tidak bergerak, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, kadang memanjang dan kadang memendek.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah45-46. Tidakkah kamu melihat ciptaan Allah yang sangat menakjubkan, bagaimana Allah membentangkan bayangan pada siang hari? Seandainya Allah menghendaki niscaya akan menjadikan ukurannya tetap, tidak berubah. Kemudian Kami menjadikan terbitnya matahari sebagai tanda keberadaan bayangan; semakin tinggi matahari maka bayangan akan memendek sedikit demi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah45. أَلَمْ تَرَ إِلَىٰ رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ Apakah kamu tidak memperhatikan penciptaan Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan dan memendekkan bayangan Apakah kamu tidak melihat bagaimana Tuhanmu menciptakan bayangan, bagaimana Dia memanjangkannya pada waktu langit mulai menguning di pagi hari sampai terbitnya matahari, padahal ketika itu matahari belum terlihat; kemudian setelah matahari telah nampak, bayangan itu memanjang dengan jelas ke arah barat. وَلَوْ شَآءَ لَجَعَلَهُۥ سَاكِنًا dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu Karena matahari yang belum bergerak. ثُمَّ جَعَلْنَا الشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلًاkemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu Yakni yakni posisi matahari sebagai tanda yang menunjukkan posisi bayangan, karena banyangan bertambah panjang atau pendek sesuai dengan posisi matahari.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah45. Apakah kamu tidak melihat ciptaan dan kehendak Tuhanmu, bagaimana Dia membentangkan bayang-bayang dari waktu munculnya fajar sampai terbitnya matahari, yaitu bayang-bayang tanpa adanya matahari. Dan setelah terbit, bayang-bayang itu memanjang menuju arah barat. Jika berkehendak, sungguh Allah akan menjadikan bayang-bayang itu hanya dalam satu kondisi meskipun dengan adanya matahari. Kemudian Kami jadikan matahari sebagai tanda yang menunjukkan kondisi-kondisi bayang-bayang itu baik panjang ataupun pendek.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahApakah kamu tidak memperhatikan Tuhanmu. Bagaimana Dia memanjangkan bayang-bayang} memanjangkan bayang-bayang di atas permukaan bumi setelah terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari {Jika berkehendak, niscaya Dia menjadikannya tetap} tetap {Kemudian Kami menjadikan matahari sebagai petunjuk tentangnya} Kami menjadikan matahari sebagai tanda yang menunjukkan pada bayangan, dimana bayangan itu bisa bertambah atau berkurang dengan cahaya matahari ituMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H45-46 maksudnya, tidaklah kamu menyaksikan dengan pandangan mata dan pandangan mata hatimu kesempurnaan kekuasaan Rabbmu dan keluasan rahmatNya, yaitu bahwasannya Dia telah memanjangkan bayang-bayang mengikuti manusia. Yaitu sebelum matahari terbit, “kemudian kami jadikan matahari atasnya,” maksudnya, atas bayang-bayang itu, ”sebagai petunjuk,” kalau saja bukan karena adanya matahari, tentu bayang-bayang tidak diketahui. Sebab lawan itu hanya dapat diketahui dengan lawannya pula. “kemudian kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan,” semakin tinggi matahari, semakin hilangnya bayang-bayang itu sedikit demi sedikit hingga akhirnya habis secara total. Sehingga bayang-bayang dan matahari saling bergantian menerpa manusia, yang mereka saksikan dengan mata kepala mereka. Perbedaan siang dan malam yang menjadi akibatnya, lalu silih bergantinya siang dan malam, perubahan musim, serta terjadinya berbagai kemaslahatan yang disebabkannya adalah merupakan dalil yang kuat yang membuktikan kekuasaan Allah dan keagunganNya, kesempurnaan rahmatNya, perhatianNya terhadap hamba-hambaNya, dan bahwa hanya Dia semata sembahan yang dipuji, dicintai, diagungkan, pemilik keagungan dan kemuliaan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Furqan ayat 45 Dengan penglihatanmu dan mata hatimu sempurnanya kekuasaan Tuhanmu dan luasnya rahmat-Nya, bahwa Dia memanjangkan bayang-bayang, yaitu ketika matahari belum terbit. Jika tidak ada matahari tentu tidak diketahui bayang-bayang itu, karena dengan mengenal kebalikan dari sesuatu, maka akan dikenal lawannya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 45Pada ayat-ayat di bawah ini dijelaskan enam fenomena alam seluruh sebagai bukti kekuasaan dan anugerah Allah. Ke enam fenomena tersebut adalah suasana teduh, terjadinya malam dan siang, kisaran angin, turunnya hujan, tidak bercampurnya air tawar dan air asin, dan terciptanya manusia dari air mani. Tidakkah engkau, wahai rasul, memperhatikan penciptaan tuhanmu, dengan mata kepalamu atau dengan pikiranmu, akan besarnya kekuasaan tuhanmu dan anugerah-Nya yang demikian besar kepada makhluk-Nya, bagaimana dia memanjangkan dan memendekkan bayang-bayang atau keteduhan yaitu situasi antara terang benderang dan gelap, hal itu terjadi setelah terbit fajar sampai terbit matahari, dan waktu setelah matahari terbenam sebelum gelapnya malam. Dan sekiranya dia Allah menghendaki untuk melakukan sebaliknya, niscaya dia jadikannya bayang-bayang dan suasana teduh itu tetap, tidak bergeser dari tempatnya. Jika hal itu terjadi, semua makhluk akan menderita. Jika matahari terus menerus menyoroti bumi, manusia dan makhluk lainnya akan terbakar. Kemudian kami jadikan matahari sebagai petunjuk akan adanya bayang-bayang dan situasi teduh tersebut. Jika tidak ada matahari, tidak akan terjadi bayang-bayang di bumi. Inilah fenomena alam yang harus direnungkan oleh manusia, bahwa dibelakang semua gerakan alam seluruh ada zat yang sangat berkuasa yaitu Allah. 46. Lalu Allah menjelaskan fenomena alam berikutnya yaitu kemudian kami menariknya bayang-bayang itu, kepada kami sesuai dengan kebijakan kami, sedikit demi sedikit, tidak sekaligus sesuai dengan kecepatan gerakan matahari yang demikian cermat dan terukur. Suasana teduh di pagi hari digantikan oleh terangnya cahaya matahari. Kemudian pada saat sore hari, diwaktu matahari bergerak ke ufuk barat, sedikit demi sedikit, sorot matahari digantikan oleh suasana redup dan teduh kembali dalam rentang waktu yang sangat pendek, sampai datang waktu malam yang gelap dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikian variasi penjelasan dari beragam ahli ilmu terhadap isi dan arti surat Al-Furqan ayat 45 arab-latin dan artinya, semoga bermanfaat bagi kita. Bantu perjuangan kami dengan memberikan backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Artikel Paling Sering Dikaji Terdapat banyak topik yang paling sering dikaji, seperti surat/ayat As-Sajdah, Al-Baqarah 1-5, At-Taubah 128-129, Al-Hujurat, At-Tahrim 6, Ath-Thariq. Termasuk Ar-Ra’d 28, Al-Baqarah 155, Al-Furqan 63, Al-Waqi’ah 35-38, An-Nahl 125, Al-Baqarah 275. As-SajdahAl-Baqarah 1-5At-Taubah 128-129Al-HujuratAt-Tahrim 6Ath-ThariqAr-Ra’d 28Al-Baqarah 155Al-Furqan 63Al-Waqi’ah 35-38An-Nahl 125Al-Baqarah 275 Pencarian surat an nisa ayat 51, qs al infithar, latin surat al ashr, surat al kafirun ayat 1, yunus ayat 38 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawahSuratAl Furqan Oleh abu ahmadiyah bacaan quran surat al furqan dan terjemahan artinya lengkap tulisan latin perkata dan mp3 surah al furqan yang memiliki khasiat atau manfaat untuk panduan cara baca hukum tajwid, makhrojul huruf maupun bisa sobat gunakan untuk panduan ketika ingin ngaji dengan suara merdu.
وَلَقَدْ أَتَوْا۟ عَلَى ٱلْقَرْيَةِ ٱلَّتِىٓ أُمْطِرَتْ مَطَرَ ٱلسَّوْءِ ۚ أَفَلَمْ يَكُونُوا۟ يَرَوْنَهَا ۚ بَلْ كَانُوا۟ لَا يَرْجُونَ نُشُورًا Arab-Latin Wa laqad atau 'alal-qaryatillatī umṭirat maṭaras-saụ`, a fa lam yakụnụ yaraunahā, bal kānụ lā yarjụna nusyụrāArtinya Dan sesungguhnya mereka kaum musyrik Mekah telah melalui sebuah negeri Sadum yang dulu dihujani dengan hujan yang sejelek-jeleknya hujan batu. Maka apakah mereka tidak menyaksikan runtuhan itu; bahkan adalah mereka itu tidak mengharapkan akan kebangkitan. Al-Furqan 39 ✵ Al-Furqan 41 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Mendalam Berkaitan Surat Al-Furqan Ayat 40 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 40 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan mendalam dari ayat ini. Diketemukan variasi penjelasan dari kalangan mufassir terhadap kandungan surat Al-Furqan ayat 40, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan sesungguhnya orang-orang musyrik Makkah melewati perkampungan kaum Luth dalam perjalanan-perjalanan mereka, yaitu negeri Sodom yang telah dihancurkan dengan hujan batu dari langit, namun mereka enggan mengambil pelajaran dengannya. Mereka justru tidak mengharapkan kembali hidup pada Hari Kiamat untuk memperoleh pembalasan disana.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram40. Dan sesungguhnya orang-orang yang mendustakanmu dari kalangan kaummu -ketika mereka pergi ke negeri Syam- telah melewati negeri kaum Lūṭ yang dulu dihujani dengan batu sebagai hukuman perbuatan keji mereka, agar mereka kaum musyrikin itu bisa mengambil pelajaran darinya. Maka apakah mereka buta terhadap reruntuhan negeri itu sehingga tidak menyaksikannya? Sungguh tidak demikian, tetapi mereka itu tidak mengharapkan datangnya Hari Kebangkitan yang di dalamnya amal perbuatan mereka akan dihisab.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah40. Sungguh kaum Quraisy ketika pergi berdagang telah melewati negeri Sodom yang telah Allah binasakan penduduknya yang merupakan kaum Nabi Luth, Allah membinasakan mereka dengan batu dari tanah yang keras. Dan Kami menjadikan negeri itu terbalik; tanah bagian atas menjadi bagian bawahnya, sebagaimana dijelaskan pada surat al-Hijr 74. Sungguh mengherankan kebebalan mereka itu, apakah mereka tidak melihat apa yang telah menimpa negeri itu sehingga mereka dapat mengambil pelajaran? Mereka adalah orang-orang kafir yang mengingkari hari dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah40. وَلَقَدْ أَتَوْا۟ عَلَى الْقَرْيَةِ الَّتِىٓ أُمْطِرَتْ مَطَرَ السَّوْءِ ۚ Dan sesungguhnya mereka telah melalui sebuah negeri yang dulu dihujani dengan hujan yang buruk hujan batu Yakni orang-orang musyrik Makkah telah mendatangi negeri kaum Luth yang dibinasakan dengan hujan batu. أَفَلَمْ يَكُونُوا۟ يَرَوْنَهَا ۚ Maka apakah mereka tidak menyaksikan runtuhan itu Mereka melalui negeri itu ketika mereka pergi ke negeri Syam untuk berdagang. بَلْ كَانُوا۟ لَا يَرْجُونَ نُشُورًاbahkan adalah mereka itu tidak mengharapkan akan kebangkitan Yakni sebenarnya mereka tidak takut terhadap hari kebangkitan untuk membalas perbuatan mereka sehingga mereka tidak mau mengambil pelajaran dari kebinasaan negeri itu.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah40. Dan sungguh di tengah perdagangan mereka menuju Syam, orang-orang kafir Mekah itu telah melewati kota kaum Luth yaitu Sodom dan kota-kota setelahnya yang dihancuran dengan bebatuan yang dilemparkan kepadanya. Apakah mereka tidak melihat kota-kota itu di tengah perjalanan mereka menuju Syam sehingga mereka bisa mengambil pelajaran dari sisa-sisa azab Tuhan itu?! Bahkan mereka tidak berharap dibangkitkan dari kubur.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Sungguh mereka telah melalui} orang-orang kafir Mekkah dalam perjalanannya melewati {negeri} negeri kaum Luth {yang dihujani dengan sesuatu yang buruk} dibinasakan dengan hujan batu {Tidakkah mereka menyaksikannya. Bahkan mereka itu sebenarnya tidak mengharapkan adanya kebangkitan} tidak mengharapkan kebangkitan setelah matiMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H35-40 Allah mengisyaratkan kepada kisah-kisah ini, dan Dia telah menguraikannya di dalam ayat-ayat yang lain, untuk mengingatkan orang-orang yang di ajak biacara mukhatabin supaya waspada diri dari tenggelam dalam mendustakan Rasul mereka, sehingga mereka bisa ditimpa azab sebagimana yang telah menimpa umat-umat yang telah berlalu yang dekat dengan masa sebelum mereka, sedangkan mereka sendiri mengetahui cerita umat-umat tersebut karena sangat terkenal dan popular di kalangan mereka. Di anatra mereka ada yang telah melihat jejak-jejak artefak mereka dengan mata kepala, seperti kaum Nabi Shaleh di al-hijr, dan seperti negeri yang diguyur hujan buruk rupa batu sijjil; mereka melaluinya di pagi dan malam hari saat bepergian jauh. Sebab umat-umat tersebut tidaklah lebih jahat daripada mereka, dan para rasul merekapun tidaklah lebih baik daripada rasul kaum musyrikin itu; “apakah orang-orang kafirmu hai kuam musyrikin lebih baik daripada mereka itu, atau apakah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan dari azab dalam kitab-kitab yang dahulu?” al-qamar43 Akan tetapi yang telah menghalangi mereka untuk beriman, meskipun mereka telah menyaksikan tanda-tanda, adalah bahwa mereka tidak mengharapkan kebangkitan dan kehidupan kembali setelah mati. Mereka sama sekali tidak mengharapkan perjumpaan dengan Rabb mereka, dan mereka tidak takut kepada ancamanNya. Maka dari itu mereka terus dalam sikap menentang. Sebab, jika tidak, maka sesungguhnya bukti-bukti telah sampai kepada mereka hingga tidak ada keraguan, tidak ada syubhat, tidak ada suatu kerancuan dan tidak ada kebimbangan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Furqan ayat 40 Dalam safar mereka ke Syam. Yakni tidak takut kepadanya sehingga mereka tidak beriman.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 4040. Dan sungguh, mereka, yaitu kaum musyrik mekah pada saat me-reka berniaga ke tanah syam telah melalui negeri kaum nabi lut, yakni sodom yang dulu karena perbuatan mereka yang diluar batas, yaitu melakukan sodomi, dijatuhi hujan batu yang buruk. Negeri mereka dijungkirbalikkan. Tidakkah mereka menyaksikannya' mereka pasti melalui negeri itu. Bahkan mereka itu sebenarnya tidak mengharapkan hari kebangkitan. Mereka menganggap bahwa hari kebangkitan adalah omong kosong belaka. 41. Pada ayat selanjutnya dijelaskan tentang sikap orang musyrik terhadap nabi Muhammad. Dan apabila mereka melihat engkau Muhammad, karena kedengkian mereka, mereka hanyalah menjadikan engkau sebagai ejekan dengan berbagai cara. Ada yang menuduhnya sebagai orang gila, tukang tenung, penyair. Mereka terus mengejek nabi dengan me-ngatakan, 'inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul'Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah aneka ragam penjelasan dari beragam mufassirin mengenai makna dan arti surat Al-Furqan ayat 40 arab-latin dan artinya, semoga memberi kebaikan bagi kita. Sokong usaha kami dengan mencantumkan backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Sering Dibaca Nikmati banyak topik yang sering dibaca, seperti surat/ayat Al-Baqarah 155, Al-Furqan 63, An-Nahl 125, Al-Baqarah 275, At-Taubah 128-129, Al-Waqi’ah 35-38. Juga Ar-Ra’d 28, Ath-Thariq, Al-Hujurat, Al-Baqarah 1-5, As-Sajdah, At-Tahrim 6. Al-Baqarah 155Al-Furqan 63An-Nahl 125Al-Baqarah 275At-Taubah 128-129Al-Waqi’ah 35-38Ar-Ra’d 28Ath-ThariqAl-HujuratAl-Baqarah 1-5As-SajdahAt-Tahrim 6 Pencarian arti surat al maun ayat 4, ali imran 27, quran surat ad dhuha, faman ya'mal, surat yunus ayat 7 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
AlQur'an Doa Sholawat Al Quran Latin> Surat Al Furqan Latin Surat Al Furqan Latin بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 1 تَبٰرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا ۙ tabārakallażī nazzalal-furqāna 'alā 'abdihī liyakụna lil-'ālamīna nażīrāتَبٰرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا ۙ Tabārakal-lażī nazzalal-furqāna alā abdihī liyakūna lil-ālamīna nażīrān. Maha melimpah anugerah Allah yang telah menurunkan Furqan Al-Qur’an kepada hamba-Nya Nabi Muhammad agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. ۨالَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقْدِيْرًا Allażī lahū mulkus-samāwāti wal-arḍi wa lam yattakhiż waladaw wa lam yakul lahū syarīkun fil-mulki wa khalaqa kulla syai'in fa qaddarahū taqdīrān. Yaitu Zat yang milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada satu sekutu pun dalam kekuasaan-Nya. Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat. وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً لَّا يَخْلُقُوْنَ شَيْـًٔا وَّهُمْ يُخْلَقُوْنَ وَلَا يَمْلِكُوْنَ لِاَنْفُسِهِمْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا وَّلَا يَمْلِكُوْنَ مَوْتًا وَّلَا حَيٰوةً وَّلَا نُشُوْرًا Wattakhażū min dūnihī ālihatal lā yakhluqūna syai'aw wa hum yukhlaqūna wa lā yamlikūna li'anfusihim ḍarraw wa lā nafaw wa lā yamlikūna mautaw wa lā ḥayātaw wa lā nusyūrān. Mereka mengambil sembahan selain Dia, padahal mereka sembahan itu tidak dapat menciptakan apa pun. Bahkan, mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk menolak bahaya terhadap dirinya, tidak dapat mendatangkan manfaat, serta tidak kuasa mematikan, menghidupkan, dan tidak pula membangkitkan. وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اِفْكُ ِۨافْتَرٰىهُ وَاَعَانَهٗ عَلَيْهِ قَوْمٌ اٰخَرُوْنَۚ فَقَدْ جَاۤءُوْ ظُلْمًا وَّزُوْرًا ۚ Wa qālal-lażīna kafarū in hāżā illā ifkuniftarāhu wa aānahū alaihi qaumun ākharūna, fa qad jā'ū ẓulmaw wa zūrān. Orang-orang kafir berkata, “Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh dia Nabi Muhammad dengan dibantu oleh orang-orang lain,” Sungguh, mereka telah berbuat zalim dan dusta yang besar. وَقَالُوْٓا اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلٰى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا Wa qālū asāṭīrul-awwalīnaktatabahā fa hiya tumlā alaihi bukrataw wa aṣīlān. Mereka berkata, “Itu dongeng-dongeng orang-orang dahulu yang diminta oleh Nabi Muhammad agar dongeng itu dituliskan. Lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang.” قُلْ اَنْزَلَهُ الَّذِيْ يَعْلَمُ السِّرَّ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اِنَّهٗ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا Qul anzalahul-lażī yalamus-sirra fis-samāwāti wal-arḍi, innahū kāna gafūrar raḥīmān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Al-Qur’an itu diturunkan oleh Allah yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” وَقَالُوْا مَالِ هٰذَا الرَّسُوْلِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِيْ فِى الْاَسْوَاقِۗ لَوْلَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُوْنَ مَعَهٗ نَذِيْرًا ۙ Wa qālū mā lihāżar-rasūli ya'kuluṭ-ṭaāma wa yamsyī fil-aswāqi, lau lā unzila alaihi malakun fa yakūna maahū nażīrān. Mereka berkata, “Mengapa Rasul Nabi Muhammad ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya agar malaikat itu memberikan peringatan bersama dia, اَوْ يُلْقٰىٓ اِلَيْهِ كَنْزٌ اَوْ تَكُوْنُ لَهٗ جَنَّةٌ يَّأْكُلُ مِنْهَاۗ وَقَالَ الظّٰلِمُوْنَ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا رَجُلًا مَّسْحُوْرًا Au yulqā ilaihi kanzun au takūnu lahū jannatuy ya'kulu minhā, wa qālaẓ-ẓālimūna in tattabiūna illā rajulam masḥūrān. atau mengapa tidak diturunkan kepadanya harta kekayaan atau kebun baginya, sehingga dia dapat makan dari hasil-nya?” Orang-orang zalim itu berkata, “Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.” اُنْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوْا لَكَ الْاَمْثَالَ فَضَلُّوْا فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ سَبِيْلًا ࣖ Unẓur kaifa ḍarabū lakal-amṡāla fa ḍallū falā yastaṭīūna sabīlān. Perhatikanlah Nabi Muhammad bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan yang buruk tentang engkau! Maka, sesatlah mereka. Mereka tidak sanggup mendapatkan jalan untuk menentang kerasulanmu. تَبٰرَكَ الَّذِيْٓ اِنْ شَاۤءَ جَعَلَ لَكَ خَيْرًا مِّنْ ذٰلِكَ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ وَيَجْعَلْ لَّكَ قُصُوْرًا Tabārakal-lażī in syā'a jaala laka khairam min żālika jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru, wa yajal laka quṣūrān. Maha melimpah anugerah Allah yang jika Dia menghendaki, niscaya Dia menjadikan bagimu sesuatu yang lebih baik daripada yang mereka katakan itu, yaitu kebun-kebun yang mengalir di bawah di sekitar-nya sungai-sungai. Dia menjadikan pula istana-istana untukmu. بَلْ كَذَّبُوْا بِالسَّاعَةِۙ وَاَعْتَدْنَا لِمَنْ كَذَّبَ بِالسَّاعَةِ سَعِيْرًا Bal każżabū bis-sāahti, wa atadnā liman każżaba bis-sāati saīrān. Sebenarnya mereka mendustakan hari Kiamat. Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari Kiamat. اِذَا رَاَتْهُمْ مِّنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍ سَمِعُوْا لَهَا تَغَيُّظًا وَّزَفِيْرًا Iżā ra'athum mim makānim baīdin samiū lahā tagayyuẓaw wa zafīrān. Apabila ia neraka melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar darinya suara gemuruh karena marah dan geram. وَاِذَآ اُلْقُوْا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُّقَرَّنِيْنَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُوْرًا ۗ Wa iżā ulqū minhā makānan ḍayyiqam muqarranīna daau hunālika ṡubūrān. Apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka dalam keadaan dibelenggu, mereka di sana berteriak mengharapkan kebinasaan. لَا تَدْعُوا الْيَوْمَ ثُبُوْرًا وَّاحِدًا وَّادْعُوْا ثُبُوْرًا كَثِيْرًا Lā tadul-yauma ṡubūraw wāḥidaw wadū ṡubūran kaṡīrān. Akan dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu pada hari ini mengharapkan satu kebinasaan saja, tetapi harapkanlah kebinasaan yang banyak.” قُلْ اَذٰلِكَ خَيْرٌ اَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَۗ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاۤءً وَّمَصِيْرًا Qul ażālika khairun am jannatul-khuldil-latī wuidal-muttaqūna, kānat lahum jazā'aw wa maṣīrān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah azab seperti itu yang baik atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan dan tempat kembali bagi mereka?” لَهُمْ فِيْهَا مَا يَشَاۤءُوْنَ خٰلِدِيْنَۗ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ وَعْدًا مَّسْـُٔوْلًا Lahum fīhā mā yasyā'ūna khālidīna, kāna alā rabbika wadam mas'ūlān. Bagi mereka segala yang mereka kehendaki ada di dalamnya surga. Mereka kekal di dalamnya. Itulah janji Tuhanmu yang pantas dimohonkan kepada-Nya. وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ وَمَا يَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَقُوْلُ ءَاَنْتُمْ اَضْلَلْتُمْ عِبَادِيْ هٰٓؤُلَاۤءِ اَمْ هُمْ ضَلُّوا السَّبِيْلَ ۗ Wa yauma yaḥsyuruhum wa mā yabudūna min dūnillāhi fa yaqūlu a'antum aḍlaltum ibādī hā'ulā'i am hum ḍallus-sabīla. Ingatlah hari ketika Allah mengumpulkan mereka bersama dengan apa yang mereka sembah selain Allah. Dia lalu berfirman kepada yang disembah, “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu ataukah mereka sendiri yang sesat dari jalan yang benar?” قَالُوْا سُبْحٰنَكَ مَا كَانَ يَنْۢبَغِيْ لَنَآ اَنْ نَّتَّخِذَ مِنْ دُوْنِكَ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ وَلٰكِنْ مَّتَّعْتَهُمْ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى نَسُوا الذِّكْرَۚ وَكَانُوْا قَوْمًاۢ بُوْرًا Qālū subḥānaka mā kāna yambagī lanā an nattakhiża min dūnika min auliyā'a wa lākim mattatahum wa ābā'ahum ḥattā nasuż-żikra, wa kānū qaumam būrān. Mereka yang disembah itu menjawab, “Mahasuci Engkau. Tidaklah pantas bagi kami mengambil pelindung selain Engkau, tetapi Engkau telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup sehingga mereka melupakan peringatan dan mereka kaum yang binasa.” فَقَدْ كَذَّبُوْكُمْ بِمَا تَقُوْلُوْنَۙ فَمَا تَسْتَطِيْعُوْنَ صَرْفًا وَّلَا نَصْرًاۚ وَمَنْ يَّظْلِمْ مِّنْكُمْ نُذِقْهُ عَذَابًا كَبِيْرًا Faqad każżabūkum bimā taqūlūna, famā tastaṭīūna ṣarfaw wa lā naṣrān, wa may yaẓlim minkum nużiqhu ażāban kabīrān. Sungguh, mereka yang disembah itu telah mengingkari apa yang kamu katakan. Maka, kamu tidak akan dapat menolak azab dan tidak dapat pula menolong dirimu. Siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami menimpakan kepadanya azab yang besar. وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّآ اِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِى الْاَسْوَاقِۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً ۗ اَتَصْبِرُوْنَۚ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا ࣖ ۔ Wa mā arsalnā qablaka minal-mursalīna illā innahum laya'kulūnaṭ-ṭaāma wa yamsyūna fil aswāqi, wa jaalnā baḍakum libaḍin fitnahtan, ataṣbirūna, wa kāna rabbuka baṣīrān. Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu Nabi Muhammad, melainkan mereka pasti menyantap makanan dan berjalan di pasar. Kami menjadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Tuhanmu Maha Melihat. ۞ وَقَالَ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ نَرٰى رَبَّنَا ۗ لَقَدِ اسْتَكْبَرُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ وَعَتَوْ عُتُوًّا كَبِيْرًا Wa qālal-lażīna lā yarjūna liqā'anā lau lā unzila alainal-malā'ikata au narā rabbanā, laqadistakbarū fī anfusihim wa atau utuwwan kabīrān. Orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami di akhirat berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepada kita malaikat atau mengapa kita tidak melihat Tuhan kita?” Sungguh, mereka benar-benar telah menyombongkan diri dan melampaui batas kezaliman yang sangat besar. يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلٰۤىِٕكَةَ لَا بُشْرٰى يَوْمَىِٕذٍ لِّلْمُجْرِمِيْنَ وَيَقُوْلُوْنَ حِجْرًا مَّحْجُوْرًا Yauma yaraunal-malā'ikata lā busyrā yauma'iżil lil-mujrimīna wa yaqūlūna ḥijram maḥjūrān. Ingatlah hari ketika mereka melihat para malaikat. Pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi para pendosa dan mereka para malaikat berkata, “Sungguh terlarang bagi kamu kabar gembira.” وَقَدِمْنَآ اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَاۤءً مَّنْثُوْرًا Wa qadimnā ilā mā amilū min amalin fa jaalnāhu habā'am manṡūrān. Kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan. اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ يَوْمَىِٕذٍ خَيْرٌ مُّسْتَقَرًّا وَّاَحْسَنُ مَقِيْلًا Aṣḥābul-jannati yauma'iżin khairum mustaqarraw wa aḥsanu maqīlān. Para penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاۤءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ تَنْزِيْلًا Wa yauma tasyaqqaqus-samā'u bil-gamāmi wa nuzzilal-malā'ikatu tanzīlān. Ingatlah hari ketika langit pecah mengeluarkan kabut putih dan malaikat diturunkan secara bergelombang. اَلْمُلْكُ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْحَقُّ لِلرَّحْمٰنِۗ وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكٰفِرِيْنَ عَسِيْرًا Al-mulku yauma'iżinil-ḥaqqu lir-raḥmāni, wa kāna yauman alal-kāfirīna asīrān. Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Yang Maha Pengasih. Itu adalah hari yang sangat sulit bagi orang-orang kafir. وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا Wa yauma yaaḍḍuẓ-ẓālimu alā yadaihi yaqūlu yā laitanittakhażtu maar-rasūli sabīlān. Ingatlah hari ketika orang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata, “Oh, seandainya dahulu aku mengambil jalan bersama rasul. يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا Yā wailatā laitanī lam attakhiż fulānan khalīlān. Oh, celaka aku! Sekiranya dahulu aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman setia. لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ اِذْ جَاۤءَنِيْۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِلْاِنْسَانِ خَذُوْلًا Laqad aḍallanī aniż-żikri bada iż jā'anī, wa kānasy-syaiṭānu lil-insāni khażūlān. Sungguh, dia benar-benar telah menyesatkanku dari peringatan Al-Qur’an ketika telah datang kepadaku. Setan itu adalah makhluk yang sangat enggan menolong manusia.” وَقَالَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا Wa qālar-rasūlu yā rabbi inna qaumittakhażū hāżal-qur'āna mahjūrān. Rasul Nabi Muhammad berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini sebagai sesuatu yang diabaikan.” وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِّنَ الْمُجْرِمِيْنَۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَّنَصِيْرًا Wa każālika jaalnā likulli nabiyyin aduwwam minal-mujrimīna, wa kafā birabbika hādiyaw wa naṣīrān. Begitulah, bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari para pendosa. Cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong. وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً ۛ كَذٰلِكَ ۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا Wa qālal-lażīna kafarū lau lā nuzzila alaihil-qur'ānu jumlataw wāḥidatan - każālika - linuṡabbita bihī fu'ādaka wa rattalnāhu tartīlān. Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu Nabi Muhammad dengannya dan Kami membacakannya secara tartil berangsur-angsur, perlahan, dan benar. وَلَا يَأْتُوْنَكَ بِمَثَلٍ اِلَّا جِئْنٰكَ بِالْحَقِّ وَاَحْسَنَ تَفْسِيْرًا ۗ Wa lā ya'tūnaka bimaṡalin illā ji'nāka bil-ḥaqqi wa aḥsana tafsīrān. Tidaklah mereka datang kepadamu membawa sesuatu yang aneh, kecuali Kami datangkan kepadamu kebenaran dan penjelasan yang terbaik. اَلَّذِيْنَ يُحْشَرُوْنَ عَلٰى وُجُوْهِهِمْ اِلٰى جَهَنَّمَۙ اُولٰۤىِٕكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّاَضَلُّ سَبِيْلًا ࣖ Allażīna yuḥsyarūna alā wujūhihim ilā jahannama, ulā'ika syarrum makānaw wa aḍallu sabīlān. Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka Jahanam dengan diseret wajahnya itulah yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ وَجَعَلْنَا مَعَهٗٓ اَخَاهُ هٰرُوْنَ وَزِيْرًا ۚ Wa laqad ātainā mūsal-kitāba wa jaalnā maahū akhāhu hārūna wazīrān. Sungguh, Kami telah menganugerahkan Kitab Taurat kepada Musa dan menjadikan Harun saudaranya untuk menyertai dia sebagai wazir pembantu. فَقُلْنَا اذْهَبَآ اِلَى الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ فَدَمَّرْنٰهُمْ تَدْمِيْرًا ۗ Fa qulnażhabā ilal-qaumil-lażīna każżabū bi'āyātinā, fa dammarnāhum tadmīrān. Kemudian Kami berfirman kepada keduanya, “Pergilah berdua kepada kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami.” Lalu, Kami hancurkan mereka dengan sehancur-hancurnya. وَقَوْمَ نُوْحٍ لَّمَّا كَذَّبُوا الرُّسُلَ اَغْرَقْنٰهُمْ وَجَعَلْنٰهُمْ لِلنَّاسِ اٰيَةًۗ وَاَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ عَذَابًا اَلِيْمًا ۚ Wa qauma nūḥil lammā każżabur-rusula agraqnāhum wa jaalnāhum lin-nāsi āyahtan, wa atadnā liẓ-ẓālimīna ażāban alīmān. Kami telah membinasakan kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami menenggelamkan mereka dan menjadikan kisahnya sebagai pelajaran bagi manusia. Kami telah menyediakan untuk orang-orang zalim azab yang sangat pedih. وَعَادًا وَّثَمُوْدَا۟ وَاَصْحٰبَ الرَّسِّ وَقُرُوْنًاۢ بَيْنَ ذٰلِكَ كَثِيْرًا Wa ādaw wa ṡamūda wa aṣḥābar-rassi wa qurūnam baina żālika kaṡīrān. Kami telah membinasakan kaum Ad, Samud, penduduk Rass, dan banyak lagi generasi di antara kaum-kaum itu. وَكُلًّا ضَرَبْنَا لَهُ الْاَمْثَالَۖ وَكُلًّا تَبَّرْنَا تَتْبِيْرًا Wa kullan ḍarabnā lahul-amṡāla, wa kullan tabbarnā tatbīrān. Masing-masing telah Kami berikan kepadanya perumpamaan-perumpamaan nasib umat terdahulu dan masing-masing telah Kami hancurkan sehancur-hancurnya. وَلَقَدْ اَتَوْا عَلَى الْقَرْيَةِ الَّتِيْٓ اُمْطِرَتْ مَطَرَ السَّوْءِۗ اَفَلَمْ يَكُوْنُوْا يَرَوْنَهَاۚ بَلْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ نُشُوْرًا Wa laqad atau alal-qaryatil-latī umṭirat maṭaras-sau'i, afalam yakūnū yaraunahā, bal kānū lā yarjūna nusyūrān. Sungguh, mereka kaum musyrik Makkah benar-benar telah melalui negeri Sodom yang dahulu dijatuhi hujan yang buruk hujan batu. Tidakkah mereka menyaksikannya? Bahkan, mereka itu sebenarnya tidak mengharapkan adanya kebangkitan. وَاِذَا رَاَوْكَ اِنْ يَّتَّخِذُوْنَكَ اِلَّا هُزُوًاۗ اَهٰذَا الَّذِيْ بَعَثَ اللّٰهُ رَسُوْلًا Wa iżā ra'auka iy yattakhiżūnaka illā huzuwān, ahāżal-lażī baaṡallāhu rasūlān. Apabila melihat engkau Nabi Muhammad, mereka tidak menjadikan engkau selain sebagai ejekan dengan mengatakan, “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul? اِنْ كَادَ لَيُضِلُّنَا عَنْ اٰلِهَتِنَا لَوْلَآ اَنْ صَبَرْنَا عَلَيْهَاۗ وَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ حِيْنَ يَرَوْنَ الْعَذَابَ مَنْ اَضَلُّ سَبِيْلًا In kāda layuḍillunā an ālihatinā lau lā an ṣabarnā alaihā, wa saufa yalamūna ḥīna yaraunal-ażāba man aḍallu sabīlān. Sesungguhnya hampir saja dia Nabi Muhammad menyesatkan kita dari sesembahan kita seandainya kita tidak tetap bertahan menyembah-nya.” Kelak mereka akan mengetahui pada saat melihat azab, siapa gerangan yang paling sesat jalannya. اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُۗ اَفَاَنْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلًا ۙ Ara'aita manittakhaża ilāhahū hawāhu, afa anta takūnu alaihi wakīlān. Sudahkah engkau Nabi Muhammad melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya? اَمْ تَحْسَبُ اَنَّ اَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُوْنَ اَوْ يَعْقِلُوْنَۗ اِنْ هُمْ اِلَّا كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ سَبِيْلًا ࣖ Am taḥsabu anna akṡarahum yasmaūna au yaqilūna, in hum illā kal-anāmi bal hum aḍallu sabīlān. Atau, apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka tidak lain hanyalah seperti hewan ternak. Bahkan, mereka lebih sesat jalannya. اَلَمْ تَرَ اِلٰى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّۚ وَلَوْ شَاۤءَ لَجَعَلَهٗ سَاكِنًاۚ ثُمَّ جَعَلْنَا الشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيْلًا ۙ Alam tara ilā rabbika kaifa maddaẓ-ẓilla, wa lau syā'a lajaalahū sākinān, ṡumma jaalnasy-syamsa alaihi dalīlān. Tidakkah engkau memperhatikan penciptaan Tuhanmu? Bagaimana Dia memanjangkan dan memendekkan bayang-bayang? Sekiranya berkehendak, niscaya Dia menjadikannya bayang-bayang itu tetap. Kemudian, Kami jadikan matahari sebagai petunjuk tentangnya bayang-bayang itu. ثُمَّ قَبَضْنٰهُ اِلَيْنَا قَبْضًا يَّسِيْرًا Ṡumma qabaḍnā ilainā qabḍay yasīrān. Kemudian, Kami menariknya bayang-bayang itu ke arah yang Kami kehendaki sedikit demi sedikit. وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِبَاسًا وَّالنَّوْمَ سُبَاتًا وَّجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوْرًا Wa huwal-lażī jaala lakumul-laila libāsaw wan-nauma subātaw wa jaalan-nahāra nusyūrān. Dialah yang menjadikan malam untukmu sebagai pakaian dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha. وَهُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۚ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً طَهُوْرًا ۙ Wa huwal-lażī arsalar-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatihī, wa anzalnā minas-samā'i mā'an ṭahūrān. Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya hujan. Kami turunkan dari langit air yang sangat suci. لِّنُحْيِ َۧ بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا وَّنُسْقِيَهٗ مِمَّا خَلَقْنَآ اَنْعَامًا وَّاَنَاسِيَّ كَثِيْرًا Linuḥyiya bihī baldatam maitaw wa nusqiyahū mimmā khalaqnā anāmaw wa anāsiyya kaṡīrān. Agar dengannya air itu Kami menghidupkan negeri yang mati tandus dan memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, berupa hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak. وَلَقَدْ صَرَّفْنٰهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوْاۖ فَاَبٰىٓ اَكْثَرُ النَّاسِ اِلَّا كُفُوْرًا Wa laqad ṣarrafnāhu bainahum liyażżakkarū, fa abā akṡarun-nāsi illā kufūrān. Sungguh, Kami benar-benar telah mempergilirkannya hujan itu di antara mereka agar mereka mengambil pelajaran. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mau bersyukur, bahkan mereka mengingkari nikmat. وَلَوْ شِئْنَا لَبَعَثْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ نَّذِيْرًا ۖ Wa lau syi'nā labaaṡnā fī kulli qaryatin nażīrān. Sekiranya berkehendak, niscaya Kami utus seorang pemberi peringatan pada setiap negeri. فَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَجَاهِدْهُمْ بِهٖ جِهَادًا كَبِيْرًا Falā tuṭiil-kāfirīna wa jāhidhum bihī jihādan kabīrān. Maka, janganlah engkau taati orang-orang kafir dan berjihadlah menghadapi mereka dengannya Al-Qur’an dengan semangat jihad yang besar. ۞ وَهُوَ الَّذِيْ مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَّهٰذَا مِلْحٌ اُجَاجٌۚ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَّحِجْرًا مَّحْجُوْرًا Wa huwal-lażī marajal-baḥraini hāżā ażbun furātuw wa hāżā milḥun ujājun, wa jaala bainahumā barzakhaw wa ḥijram maḥjūrān. Dialah yang membiarkan dua laut mengalir berdampingan; yang ini tawar serta segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus. وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاۤءِ بَشَرًا فَجَعَلَهٗ نَسَبًا وَّصِهْرًاۗ وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا Wa huwal-lażī khalaqa minal-mā'i basyaran fa jaalahū nasabaw wa ṣihrān, wa kāna rabbuka qadīrān. Dialah pula yang menciptakan manusia dari air mani. Lalu, Dia menjadikannya manusia itu mempunyai keturunan dan muṣāharah persemendaan. Tuhanmu adalah Mahakuasa. وَيَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُهُمْ وَلَا يَضُرُّهُمْۗ وَكَانَ الْكَافِرُ عَلٰى رَبِّهٖ ظَهِيْرًا Wa yabudūna min dūnillāhi mā lā yanfauhum wa lā yaḍurruhum, wa kānal-kāfiru alā rabbihī ẓahīrān. Mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada mereka. Orang kafir adalah penolong bagi setan dalam berbuat durhaka terhadap Tuhannya. وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا مُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًا Wa mā arsalnāka illā mubasysyiraw wa nażīrān. Tidaklah Kami mengutus engkau Nabi Muhammad, kecuali sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. قُلْ مَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اَنْ يَّتَّخِذَ اِلٰى رَبِّهٖ سَبِيْلًا Qul mā as'alukum alaihi min ajrin illā man syā'a ay yattakhiża ilā rabbihī sabīlān. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku tidak meminta imbalan apa pun dari kamu dalam menyampaikan risalah itu, kecuali mengharapkan agar orang mau mengambil jalan kepada Tuhannya.” وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهٖۗ وَكَفٰى بِهٖ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۚ Wa tawakkal alal-ḥayyil-lażī lā yamūtu wa sabbiḥ biḥamdihī, wa kafā bihī biżunūbi ibādihī khabīrān. Bertawakallah kepada Allah Yang Mahahidup yang tidak mati dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya. اَلَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۚ اَلرَّحْمٰنُ فَسْـَٔلْ بِهٖ خَبِيْرًا Allażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā fī sittati ayyāmin ṡummastawā alal-arsyi, ar-raḥmānu fas'al bihī khabīrān. Allah yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Kemudian, Dia bersemayam di atas Dialah Yang Maha Pengasih. Tanyakanlah wahai Nabi Muhammad tentang Dia Allah kepada Yang Maha Mengetahui Allah. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اسْجُدُوْا لِلرَّحْمٰنِ قَالُوْا وَمَا الرَّحْمٰنُ اَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُوْرًا ۩ ࣖ Wa iżā qīla lahumusjudū lir-raḥmāni qālū wa mar-raḥmānu anasjudu limā ta'murunā wa zādahum nufūrān. Apabila dikatakan kepada mereka, “Sujudlah kepada Yang Maha Pengasih.” Mereka menjawab, “Siapakah Yang Maha Pengasih itu? Apakah kami bersujud kepada Allah yang engkau Nabi Muhammad perintahkan kepada kami?” Perintah itu menambah mereka makin lari dari kebenaran. تَبٰرَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِى السَّمَاۤءِ بُرُوْجًا وَّجَعَلَ فِيْهَا سِرٰجًا وَّقَمَرًا مُّنِيْرًا Tabārakal-lażī jaala fis-samā'i burūjaw wa jaala fīhā sirājaw wa qamaram munīrān. Maha memberkahi Allah yang menjadikan gugusan bintang di langit serta padanya pelita matahari dan bulan yang bercahaya. وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ اَرَادَ اَنْ يَّذَّكَّرَ اَوْ اَرَادَ شُكُوْرًا Wa huwal-lażī jaalal-laila wan-nahāra khilfatal liman arāda ay yażżakkara au arāda syukūrān. Dia pula yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur. وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا Wa ibādur-raḥmānil-lażīna yamsyūna alal-arḍi haunaw wa iżā khāṭabahumul-jāhilūna qālū salāmān. Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka dengan kata-kata yang menghina, mereka mengucapkan, “Salam.” وَالَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَامًا Wal-lażīna yabītūna lirabbihim sujjadaw wa qiyāmān. Dan, orang-orang yang mengisi waktu malamnya untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri. وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ۖ Wal-lażīna yaqūlūna rabbanaṣrif annā ażāba jahannama, inna ażābahā kāna garāmān. Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami karena sesungguhnya azabnya itu kekal.” اِنَّهَا سَاۤءَتْ مُسْتَقَرًّا وَّمُقَامًا Innahā sā'at mustaqarraw wa muqāmān. Sesungguhnya ia Jahanam itu adalah tempat menetap dan kediaman yang paling buruk. وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا Wal-lażīna iżā anfaqū lam yusrifū wa lam yaqturū wa kāna baina żālika qawāmān. Dan, orang-orang yang apabila berinfak tidak berlebihan dan tidak pula kikir. Infak mereka adalah pertengahan antara keduanya. وَالَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُوْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَامًا ۙ Wal-lażīna lā yadūna maallāhi ilāhan ākhara wa lā yaqtulūnan nafsal-latī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqqi wa lā yaznūna, wa may yafal żālika yalqa aṡāmān. Dan, orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu niscaya mendapat dosa. يُّضٰعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيْهٖ مُهَانًا ۙ Yuḍāaf lahul-ażābu yaumal-qiyāmati wa yakhlud fīhī muhānān. Baginya akan dilipatgandakan azab pada hari Kiamat dan dia kekal dengan azab itu dalam kehinaan. اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا Illā man tāba wa āmana wa amila amalan ṣāliḥan fa ulā'ika yubaddilullāhu sayyi'ātihim ḥasanātin, wa kānallāhu gafūrar raḥīmān. Kecuali, orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, Allah mengganti kejahatan mereka dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّهٗ يَتُوْبُ اِلَى اللّٰهِ مَتَابًا Wa man tāba wa amila ṣāliḥan fa innahū yatūbu ilallāhi matābān. Siapa yang bertobat dan beramal saleh sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenarnya. وَالَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَۙ وَاِذَا مَرُّوْا بِاللَّغْوِ مَرُّوْا كِرَامًا Wal-lażīna yasyhadūnaz-zūra, wa iżā marrū bil-lagwi marrū kirāmān. Dan, orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu serta apabila mereka berpapasan dengan orang-orang yang berbuat sia-sia, mereka berlalu dengan menjaga kehormatannya. وَالَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوْا عَلَيْهَا صُمًّا وَّعُمْيَانًا Wal-lażīna iżā żukkirū bi'āyāti rabbihim lam yakhirrū alaihā ṣummaw wa umyānān. Dan, orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta. وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا Wal-lażīna yaqūlūna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata ayuniw wajalnā lil-muttaqīna imāmān. Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” اُولٰۤىِٕكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوْا وَيُلَقَّوْنَ فِيْهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا ۙ Ulā'ika yujzaunal-gurfata bimā ṣabarū wa yulaqqauna fīhā taḥiyyataw wa salāmān. Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi dalam surga atas kesabaran mereka serta di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam. خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَّمُقَامًا Khālidīna fīhā, ḥasunat mustaqarraw wa muqāmān. Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan kediaman. قُلْ مَا يَعْبَؤُا بِكُمْ رَبِّيْ لَوْلَا دُعَاۤؤُكُمْۚ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُوْنُ لِزَامًا ࣖ Qul mā yaba'u bikum rabbī lau lā duā'ukum, faqad każżabtum fa saufa yakūnu lizāmān. Katakanlah Nabi Muhammad kepada orang-orang musyrik, “Tuhanku tidak akan mengindahkanmu kalau tidak karena ibadahmu. Padahal, sungguh kamu telah mendustakan-Nya? Oleh karena itu, kelak azab pasti menimpamu.”
1 Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). ۨالَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَٰلِحًا فَأُو۟لَٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنَٰتٍ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا Arab-Latin Illā man tāba wa āmana wa 'amila 'amalan ṣāliḥan fa ulā`ika yubaddilullāhu sayyi`ātihim ḥasanāt, wa kānallāhu gafụrar raḥīmāArtinya Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Furqan 69 ✵ Al-Furqan 71 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Terkait Surat Al-Furqan Ayat 70 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 70 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Tersedia kumpulan penjelasan dari beragam pakar tafsir mengenai makna surat Al-Furqan ayat 70, misalnya seperti di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia68-71. Dan juga orang-orang yang mengesakan Allah, dan tidak menyeru dan tidak menyembah sesembahan selainNya, dan mereka tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang membolehkan jiwa dibunuh, seperti kafir setelah beriman, atau berzina setelah menikah, atau membunuh jiwa secara zhalim. Dan mereka juga tidak berzina, dan bisa menjaga kemaluan mereka kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak perempuan yang mereka miliki. Barangsiapa melakukan sebagian dari dosa-dosa besar ini, niscaya akan menjumpai siksaan di akhirat kelak, siksaan dilipat gandakan baginya di akhirat, dan ia akan kekal di dalamnya dalam keadaan hina lagi rendah. Ancaman kekal ini adalah bagi orang yang melakukan semuanya, atau bagi orang yang melakukan kesyirikan kepada Allah. Akan tetapi, orang yang bertaubat dari dosa-dosa tersebut dengan taubat nasuha yang sesungguhnya, beriman dengan keimanan yang teguh lagi disertai dengan amal shalih, maka orang-orang itulah yang Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan menggantikannya dengan kebaikan-kebaikan, lantaran taubat dan penyesalan mereka. Dan Allah itu Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, Maha Pemurah terhadap hamba-hambaNya, karena Allah menyeru mereka untuk bertaubat setelah menentangnya dengan maksiat yang paling besar. Dan barangsiapa bertaubat dari dosa-dosa yang telah diperbuatnya dan beramal shalih, sesungguhnya dengan itu, ia telah kembali kepada Allah dengan cara yang benar, maka Allah menerima taubatnya dan mengugurkan dosa-dosanya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram70. Akan tetapi orang-orang yang bertobat kepada Allah, beriman kepada-Nya, dan mengerjakan amal saleh yang menunjukkan kejujuran tobatnya; maka Allah akan mengganti kejahatan yang mereka kerjakan dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun atas dosa-dosa orang yang bertobat dari kalangan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Penyayang terhadap mereka.📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah70. إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صٰلِحًا uali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh Maka mereka tidak mendapatkan azab. فَأُو۟لٰٓئِكَ يُبَدِّلُ اللهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنٰتٍ ۗ maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan Ibnu Abbas berkata mereka adalah orang-orang beriman. Mereka melakukan banyak keburukan sebelum beriman, namun Allah tidak menginginkan itu dari mereka sehingga Dia menuntun mereka kepada kebaikan dan mengganti keburukan mereka menjadi kebaikan. Adapun penggantian itu di dunia adalah bahwa Allah mengganti kemusyrikan mereka dengan keimanan, keraguan dengan keikhlasan, dan menjauhkan mereka dari perbuatan keji, serta memudahkan mereka untuk beramal shaleh dan melakukan taubat yang benar. Ibnu Abbas juga berkata bahwa sebagian orang musyrik telah terbunuh dalam jumlah yang banyak, lalu sebagian mereka mendatangi Nabi Muhammad seraya berkata sebenarnya apa yang kamu katakan dan kamu serukan adalah hal yang baik, andai saja kamu memberitahu kami bahwa apa yang telah kami lakukan ini terdapat kafarat penghapus dosanya. Maka turunlah ayat والذين لا يدعون....الآيةMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah70. Akan tetapi orang yang bertaubat dari dosa-dosanya di dunia, beriman kepada Allah dan rasulNya, dan mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang, maka mereka itu amal buruknya akan diganti dengan amal shalih di akhirat, dengan dihapus kemaksiatannya dan diganti dengan ketaatan. Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih bagi hamba-hambaNya yang mau bertaubat dan berbuat baik. Imam Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Dia berkata “Saat surah Al-Furqan ayat [68] {Walladziina Laa Uad’uuna …} diturunkan, orang-orang musyrik Mekah berkata “Sungguh kami telah membunuh orang tanpa alasan yang benar, menyembah tuhan lain selain Allah, dan melakukan perbuatan keji.” Lalu turunlah ayat {Illa Man Taaba}”📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan beramal shalih. Maka Allah mengganti kejahatan mereka dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H70 “kecuali orang yang bertaubat,” dari kemaksiatan-kemaksiatan tersebut dan lain-lainnya, dengan cara meninggalkannya sama sekali saat itu juga, menyesali perbuatannya yang telah lalu, dan bertekad dengan sungguh-sungguh untuk tidak akan mengulangi kembali, “dan beriman” kepada Allah dengan iman yang benar yang menuntut untuk meninggalkan segala maksiat dan mengerjakan berbagai ketaatan, “dan mengerjakan amal shalih,” dari amal yang diperintahkan oleh asy-syari’ Allah dan RasulNYa bila diniatkan mengharapkan keridhaan Allah. “maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan,” maksudnya segala perbuatan dan perkataan mereka yang disiapkan untuk amal keburukan akan diganti, yaitu diganti dengan kebajikan-kebajikan. Maka syirik mereka berubah menjadi iman, kemaksiataan mereka diganti menjadi ketaatan, dan kejahatan-kejahtan yang sama yang pernah mereka lakukan diganti, kemudian ditumbuhkan bagi mereka satu taubat, inabat dan ketaatan untuk setiap dosa dari dosa-dosa tersebut. Yaitu diganti dengan kebajikan-kebajikan, sebagaimana tampak dari zahirnya ayat. Dalam hal ini ada sebuah hadits tentang seorang lelaki yang dihisab oleh Allah Karena sebagian dosa-dosanya, lalu dihitung dihadapannya, kemudian Allah mengganti untuk setiap dosa dengan satu kebajikan. Lalu orang itu berkata, ”Ya Rabbi, sesungguhnya aku mempunyai beberapa dosa lagi yang tidak aku lihat di sini.” Wallahu a’lam. “dan Allah Mahapengampun,” terhadap siapa saja yang bertaubat, Dia selalu mengampuni dosa besar, “lagi Mhapenyayang,” kepada hamba-hambaNya, di mana Dia mengajak mereka bertaubat setelah sebelumnya mereka menentangNya dengan dosa-dosa besar, lalu memberi mereka taufik untuk bertaubat, kemudian menerima taubat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Furqan ayat 70 Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Sa’id bin Jubair, ia berkata, “Abdurrahman bin Abzaa memerintahkan aku dengan mengatakan, “Bertanyalah kepada Ibnu Abbas tentang kedua ayat ini, apa perkara kedua orang yang disebut dalam ayat tersebut?” Yaitu ayat, “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya, melainkan dengan suatu alasan yang benar…dst.” Terj. Al Israa’ 33 dan ayat, “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja ...dst.” Terj. An Nisaa’ 93 Maka aku bertanya kepada Ibnu Abbas, ia menjawab, “Ketika turun ayat yang ada dalam surah Al Furqan, orang-orang musyrik Mekah berkata, “Kami telah membunuh jiwa yang diharamkan Allah dan kami telah menyembah selain Allah serta mengerjakan perbuatan-perbuatan keji.” Maka Allah menurunkan ayat, “kecuali orang-orang yang bertobat…dst.” Adapun yang disebutkan dalam surah An Nisaa’ itu adalah seorang yang sudah mengenal Islam dan syariatnya, lalu ia melakukan pembunuhan, maka balasannya adalah neraka Jahanam, ia kekal di dalamnya.” Kemudian aku menyebutkanya kepada Mujahid, ia berkata, “Kecuali orang yang menyesali perbuatannya.” Dari dosa-dosa tersebut dan lainnya, yaitu dengan berhenti melakukannya pada saat itu juga, menyesali perbuatan itu dan berniat keras untuk tidak mengulangi lagi. Kepada Allah dengan iman yang sahih yang menghendaki untuk meninggalkan maksiat dan mengerjakan ketaatan. Yakni amal yang diperintahkan syari’ Allah dan Rasul-Nya dengan ikhlas karena Allah. Dalam hal ini ada dua pendapat Pendapat pertama, perbuatan mereka yang buruk diganti dengan perbuatan yang baik. Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Mereka adalah kaum mukmin, di mana sebelum beriman, mereka berada di atas kejahatan, lalu Allah menjadikan mereka benci kepada kejahatan, maka Allah alihkan mereka kepada kebaikan, sehingga Allah merubah kejahatan mereka dengan kebaikan. Sa’id bin Jubair berkata, “Allah merubah penyembahan mereka kepada berhala menjadi menyembah kepada Ar Rahman, yang sebelumnya memerangi kaum muslimin menjadi memerangi orang-orang musyrik dan Allah merubah mereka yang sebelumnya menikahi wanita musyrikah menjadi menikahi wanita mukminah.” Al Hasan Al Basri berkata, “Allah merubah mereka yang sebelumnya amal buruk menjadi amal saleh, yang sebelumnya syirk menjadi ikhlas dan yang sebelumnya berbuat zina menjadi menikah, dan yang sebelumnya kafir menjadi muslim.” Pendapat kedua, keburukan yang telah berlalu itu berubah karena tobat nashuha, kembali kepada Allah dan ketaatan menjadi kebaikan. Bagi orang yang bertobat. Kepada hamba-hamba-Nya, di mana Dia mengajak mereka bertobat setelah mereka menghadapkan kepada-Nya dosa-dosa besar, lalu Dia memberi mereka taufik untuk bertobat dan menerima tobat itu.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 70Betapa pun demikian, Allah yang maha pengasih dan penyayang terhadap makhluk-Nya, senantiasa membukakan pintu tobat-Nya. Ke-cuali orang-orang yang ketika masih hidup di dunia bertobat dengan tobat yang benar, dan beriman dan mengerjakan kebajikan, sebagai bukti akan kebenaran tobatnya seperti banyak melaksanakan salat, zikir, membaca Al-Qur'an, bersedekah, membantu mereka yang perlu dibantu dan kebajian lainnya. Maka kejahatan yakni dosa mereka yang telah mereka lakukan akan diganti Allah dengan kebaikan, yaitu dengan gemar melakukan ketaatan dan membeci kemaksiatan. Allah maha pengampun, maha penyayang bagi mereka yang ingin kembali lagi ke jalan yang benar. 71. Dan barangsiapa bertobat dengan hati yang ikhlas dan mengerjakan kebajikan, sebagai bukti pertobatannya, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya. Dia menyesal dengan penyesalan yang mendalam atas perbuatannya, mengakhiri perilaku buruknya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu. Inilah tobat yang akan diterima oleh dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah bermacam penafsiran dari kalangan ahli ilmu terkait kandungan dan arti surat Al-Furqan ayat 70 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah bagi ummat. Dukung kemajuan kami dengan mencantumkan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Bacaan Tersering Dikaji Ada ratusan halaman yang tersering dikaji, seperti surat/ayat Al-Baqarah 1-5, Ar-Ra’d 28, Al-Baqarah 275, At-Tahrim 6, As-Sajdah, Al-Hujurat. Ada juga Al-Furqan 63, At-Taubah 128-129, Al-Baqarah 155, Ath-Thariq, An-Nahl 125, Al-Waqi’ah 35-38. Al-Baqarah 1-5Ar-Ra’d 28Al-Baqarah 275At-Tahrim 6As-SajdahAl-HujuratAl-Furqan 63At-Taubah 128-129Al-Baqarah 155Ath-ThariqAn-Nahl 125Al-Waqi’ah 35-38 Pencarian surah 3 ayat, faedah ayat 15, az-zukhruf, az-zumar/39 53, surat al fajr 1-30 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah SURAT/ SURAH AL-FURQAN : ARAB, LATIN, ARTI, TAFSIR, MP3 & TAJWIDNYA. Surat Al-Furqan - Surah Al-Furqan adalah surat Al-Quran yang ke 25 berjumlah 77 ayat, termasuk kedalam surat dan diturunkan di kota Mekkah, Al-Furqan artinya adalah "Pembeda". Tabārakallażī nazzalal-furqāna 'alā 'abdihī liyakụna lil-'ālamīna nażīrā. وَقَالُوا۟ مَالِ هَٰذَا ٱلرَّسُولِ يَأْكُلُ ٱلطَّعَامَ وَيَمْشِى فِى ٱلْأَسْوَاقِ ۙ لَوْلَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُۥ نَذِيرًا Arab-Latin Wa qālụ mā lihāżar-rasụli ya`kuluṭ-ṭa'āma wa yamsyī fil-aswāq, lau lā unzila ilaihi malakun fa yakụna ma'ahụ nażīrāArtinya Dan mereka berkata "Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?, Al-Furqan 6 ✵ Al-Furqan 8 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Penting Tentang Surat Al-Furqan Ayat 7 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan penting dari ayat ini. Didapatkan beraneka penjabaran dari para pakar tafsir mengenai isi surat Al-Furqan ayat 7, di antaranya seperti termaktub📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia7-8. Dan orang-orang Musyrik berkata, “Mengapa orang-orang ini yang mengaku-aku sebagai utusan Allah maksud mereka adalah Muhammad memakan makanan seperti kita dan berjalan-jalan dipasar untuk mencari penghidupan? Mengapa Allah tidak mengutus bersamanya satu malaikat yang mempersaksikan kebenarannya, atau turun kepadanya perbendaharaan harta dari langit atau ia memiliki kebun yang besar yang dia dapat makan dari buah-buahannya?” orang-orang zhalim yang mendustakan berkata, “Kalian, wahai kaum Mukminin, tidaklah mengikuti kecuali orang yang terkena pengaruh sihir yang merasuki akalnya. “📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram7. Dan orang-orang musyrik yang mendustakan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- itu berkata, "Mengapa orang yang mengaku sebagai Rasul dari sisi Allah itu memakan makanan sebagaimana manusia lainnya, dan berjalan di pasar-pasar untuk mencari rezeki? Mengapa Allah tidak menurunkan bersamanya seorang Malaikat untuk menjadi pendampingnya, menemani dan menolongnya dalam memberikan peringatan?📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah7-8. Orang-orang musyrik mengingkari kerasulan Rasulullah dengan berkata “Mengapa rasul ini memakan makanan seperti kami dan pulang pergi ke pasar untuk memenuhi keburuhannya? Mengapa Allah tidak mengutus bersamanya seorang malaikat untuk memberi peringatan terhadap azab-Nya, atau dia mendapat harta yang melimpah dari langit, atau juga memiliki kebun yang dapat dia makan hasil panennya.” Dan orang-orang zalim itu juga berkata “Tidaklah orang yang kalian ikuti itu melainkan orang yang akalnya telah terpengaruh sihir.”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah7. وَقَالُوا۟ مَالِ هٰذَا الرَّسُولِ Dan mereka berkata “Mengapa rasul itu Mereka memanggilnya dengan rasul’ sebagai olokan dan ejekan baginya, sebab mereka sebenarnya mengingkari kerasulannya. يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِى فِى الْأَسْوَاقِ ۙ memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Yakni mengapa ia memakan makanan serta masuk ke pasar-pasar untuk mencari penghidupan seperti kami? Mereka menganggap rasul yang sebenarnya harus dari golongan malaikat yang tidak membutuhkan makanan dan pekerjaan. لَوْلَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُۥ نَذِيرًا Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersamanya Mereka meminta agar rasul ditemani oleh seorang malaikat yang membantu, membenarkan, dan bersaksi untuknya kerasulannya.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi ArabiaDari ayat ini dapat difahami bahwa metode blokade media sejak dahulu hingga sekarang lebih banyak bertujuan untuk melemahkan lawannya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah7. Dengan menyindir dan meremehkan, orang-orang musyrik itu berkata “Apa yang terjadi dengan Rasul ini? Dia makan makanan sebagaimana yang kami makan dan seringkali ke pasar untuk mencari biaya hidupnya sebagaimana kami. Maka kenapa Al-Qur’an tidak untuk malaikat dan kenapa malaikat tidak menemaninya, sehingga bisa menjadi pemberi peringatan tentang azab Allah bersamanya dan membenarkannya? Sehingga kami bisa mengetahui kebenarannya”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahMereka berkata,“Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Mengapa tidak} mengapa tidak {diturunkan malaikat kepadanya sehingga malaikat itu memberikan peringatan bersama dia📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H7 ini bagian dari celotehan kaum yang mendustakan Rasulullah, [yang dengannya] mereka mencela risalahnya, yaitu; mereka menolaknya dengan mengatakan kenapa dia rasul itu bukan seorang malaikat, atau seorang raja atau dibantu oleh malaikat, seraya berkata, ”mengapa Rasul ini,” maksudnya mengapa orang yang mengklaim sebagai rasul ini, sebagai ungakapan ejekan dan perolok-olokan mereka, “memakan makanan,” padahal ini adalah salah satu ciri manusia biasa. Kenapa dia bukan seorang malaikat yang tidak makan makanan dan tidak butuh kepada segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia, “dan berjalan di pasar-pasar,” untuk berjual-beli. Ini semua, menurut klaim mereka tidak pantas terjadi pada orang yang menjadi rasul. Padahal Allah telah berfirman, ”dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar,” QS. al-furqan20 “mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat,” maksudnya, kenapa dia tidak diturunkan bersama seorang malaikat yang membantu dan menolongnya, “agar malaikat itu memberi peringatan bersama-samanya,” menurut anggapan mereka, dia tidak cukup memadai untuk mengemban kerasulan, dan bukan pada taraf kemampuan dan kekuatannya untuk menjalankan tugas kerasulan itu.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Furqan ayat 7 Ini di antara ucapan orang-orang yang mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di mana ucapan ini dimaksudkan untuk mengkritik kerasulan Beliau, mereka mengatakan, “Mengapa rasul itu tidak seorang malaikat, atau seorang raja atau ada malaikat yang membantunya?” Ini termasuk sifat-sifat manusia, makan, minum dan butuh seperti yang dibutuhkan manusia lainnya, demikian juga pergi ke pasar untuk berjual-beli. Menurut mereka Rasul tidak pantas seperti itu, padahal Allah berfirman, “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang lain. maukah kamu bersabar?; Dan Tuhanmu Maha Melihat.” Terj. Al Furqan 20 Lagi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 7Dan orang-orang kafir tidak merasa cukup dengan menuduh Al-Qur'an sebagai hasil karya nabi Muhammad. Mereka juga berkata, 'mengapa pria yang mengaku rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar untuk mencari rezeki seperti halnya kita' kalaulah rasul itu manusia, mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya agar malaikat itu memberikan peringatan bersama dia sehingga kita mengetahui kebenaran perkataannya, 8. Atau kalau hal itu pun tidak terpenuhi, mengapa tidak diturunkan kepadanya khazanah dari langit berupa harta kekayaan sehingga dia tidak perlu bersusah payah mencari rezeki, atau mengapa tidak ada kebun baginya sehingga dia dapat makan dari hasil-Nya dan tidak perlu lagi berpayah-payah bekerja'' demikian ucapan mereka yang sangat keterlaluan. Dan orang-orang zalim itu dengan lancangnya berkata, 'kamu, wahai para pengikut Muhammad, hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir. '.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian sekumpulan penjabaran dari beragam ulama terkait makna dan arti surat Al-Furqan ayat 7 arab-latin dan artinya, moga-moga memberi kebaikan bagi kita semua. Support perjuangan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Bacaan Paling Banyak Dibaca Baca banyak topik yang paling banyak dibaca, seperti surat/ayat Yasin, Ayat Kursi, Ar-Rahman, Al-Kahfi, Al-Baqarah, Al-Waqi’ah. Ada pula Al-Kautsar, Shad 54, Do’a Sholat Dhuha, Al-Mulk, Al-Ikhlas, Asmaul Husna. YasinAyat KursiAr-RahmanAl-KahfiAl-BaqarahAl-Waqi’ahAl-KautsarShad 54Do’a Sholat DhuhaAl-MulkAl-IkhlasAsmaul Husna Pencarian ayat 1732, surat at taubah ayat 129, latin surat al baqarah, surah ar rahman full, yasin ayat 40 dan artinya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Tabaarakallazii nazzalal Furqoona 'alaa 'abdihii li yakuuna lil'aalamiina naziira. 1. Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). Juz ke-18 tafsir ayat ke-1. أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَٱلْأَنْعَٰمِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا Arab-Latin Am taḥsabu anna akṡarahum yasma'ụna au ya'qilụn, in hum illā kal-an'āmi bal hum aḍallu sabīlāArtinya Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu. Al-Furqan 43 ✵ Al-Furqan 45 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Mendalam Mengenai Surat Al-Furqan Ayat 44 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 44 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan variasi penjelasan dari kalangan mufassir terkait kandungan surat Al-Furqan ayat 44, sebagiannya sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaAtau apakah kamu akan menyangka bahwa kebanyakan mereka akan mendengarkan ayat-ayat Allah dengan penuh penghayatan ataukah berusaha memahami isi kandungannya? Mereka itu tiada lain kecuali seperti binatang-binatang ternak, dalam tinjauan tidak memperoleh manfaat dari apa yang mereka dengar. Bahkan mereka jauh lebih sesat daripada binatang-binatang itu.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram44. Bahkan apakah engkau mengira -wahai Rasul- bahwa kebanyakan mereka yang engkau dakwahi untuk pengesaan Allah dan ketaatan-Nya itu mendengar atau memahami argumen dan bukti-bukti kebenaran yang engkau bawa?! Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak dari segi mendengar, berpikir dan memahami, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah44. Apakah kamu mengira mayoritas orang kafir akan mendengar apa yang bermanfaat bagi mereka atau akan mengikuti kebenaran? Mereka tidak lain hanya seperti hewan ternak yang tidak dapat berfikir, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari hewan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah44. إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعٰمِ ۖ Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak Yakni seperti binatang yang tidak memiliki akal; maka janganlah kamu terlalu berharap pada mereka. بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا bahkan mereka lebih sesat jalannya Yakni lebih sesat jalannya dari hewan ternak, sebab hewan ternak mengetahui dan mematuhi pemiliknya dan mengetahui jalan menuju tempat gembalaannya; sedangkan orang-orang kafir itu tidak mentaati dan mengetahui tuhan mereka yang telah menciptakan dan memberi rezeki. Dan hewan ternak meskipun tidak memahami kebenaran tauhid dan kenabian namun hewan itu tidak menganggapnya sebagai hal yang batil, berbeda dengan orang-orang kafir yang menganggap tauhid dan kenabian adalah hal yang batil disebabkan kedurhakaan dan kesombongan mereka.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi ArabiaSejenak berhenti pada ayat ini untuk mentadabburi dan mengamati apa yang dikatakan; agar dapat ditemukan celah yang terdapat pada upaya-upaya untuk mengukur keadaan manusia, dan bahwasanya Al-Qur'an adalah satu-satunya timbangan yang dipercaya untuk mengukur tingkat kekuatan dan kelemahan akal manusia, dan sesungguhnya semua itu tergantung bagaimana iltizam seseorang pada syari'at dan mendengarkan kebenarannya, akan diketahui bagaimana sempurna dan kurangnya akal.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah44. Ataukah kamu beranggapan bahwa mereka mendengarkan dengan seksama dan memikirkan apa yang kamu katakan kepada mereka sehingga ayat-ayat dan bukti-bukti itu berguna bagi mereka, wahai Nabi? Mereka itu tidak lain seperti binatang yang tidak memiliki pemahaman dan kesadaran atau bahkan mereka lebih sesat jalannya daripada binatang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Atau apakah kamu mengira} atu apakah kamu mengira {bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka tidak} Mereka tidak {lebih kecuali seperti hewan ternak. Bahkan mereka lebih sesat jalannya📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H44 kemudian Allah mencatat kesesatan mereka yang sangat jauh itu dengan menanggalkan akal dan pendengaran mereka; dan Allah juga menyamakan mereka di dalam kesesatan dengan binatang-binatang ternak yang sedang berkeliaran di padang rumput, yang tidak mendengar kecuali seruan dan panggilan, “mereka tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak mengerti.” al-baqarah171 Bahkan mereka lebih sesat daripada hewan ternak. Sebab binatang ternak digiring oleh sang pengembalanya lalu hewan-hewan itu menurut, dan mengetahui jalan kebinasaannya, maka ia menghindarinya. Dan hewan-hewan ternak itu juga lebih selamat akhir urusannya daripada mereka. Dengan demikian sudah jelas bahwa orang yang mencakup Rasulullah Saw dengan keseatan lebih berhak mendapat cap tersebut, dan bahwa setiap hewan ternak lebih mendapat petunjuk daripadanya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Furqan ayat 44 Kemudian Allah menghukumi mereka, bahwa mereka tidak dapat mendengar dan memahami. Demikian juga Dia menyamakan mereka dengan hewan ternak yang tidak mendengar apa-apa selain suara panggilan dan teriakan saja, mereka tuli, bisu dan buta, bahkan keadaannya lebih sesat daripada binatang ternak, karena binatang ternak itu apabila diarahkan oleh penggembalanya akan menurut dan apabila mengetahui jalan yang menjurus kepada kebinasaan, ia segera menjauhinya. Binatang ternak tersebut lebih pandai daripada mereka itu. Oleh karena itulah, bahwa orang yang menuduh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersesat layak memperoleh sifat itu dan bahwa hewan ternak justru lebih lurus jalannya daripada orang tersebut. Apa yang engkau sampaikan kepada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 44Atau apakah engkau, wahai rasul, mengira bahwa kebanyakan mere-ka itu mendengar apa yang engkau katakan kepada mereka berupa petunjuk ke jalan yang benar' atau memahami maksud dari apa yang kau katakan, dengan pemahaman yang benar, dan dari hati sanubari mereka, sehingga mereka bersedia melakukan apa yang kau katakan' mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya. Bahkan hewan ternak lebih baik lagi, karena hewan akan loyal kepada yang berbuat baik kepadanya. Sementara kaum musyrik sama sekali tidak tahu diri terhadap zat yang memberikan kehidupan dan rezeki kepada mereka. 45. Pada ayat-ayat di bawah ini dijelaskan enam fenomena alam seluruh sebagai bukti kekuasaan dan anugerah Allah. Ke enam fenomena tersebut adalah suasana teduh, terjadinya malam dan siang, kisaran angin, turunnya hujan, tidak bercampurnya air tawar dan air asin, dan terciptanya manusia dari air mani. Tidakkah engkau, wahai rasul, memperhatikan penciptaan tuhanmu, dengan mata kepalamu atau dengan pikiranmu, akan besarnya kekuasaan tuhanmu dan anugerah-Nya yang demikian besar kepada makhluk-Nya, bagaimana dia memanjangkan dan memendekkan bayang-bayang atau keteduhan yaitu situasi antara terang benderang dan gelap, hal itu terjadi setelah terbit fajar sampai terbit matahari, dan waktu setelah matahari terbenam sebelum gelapnya malam. Dan sekiranya dia Allah menghendaki untuk melakukan sebaliknya, niscaya dia jadikannya bayang-bayang dan suasana teduh itu tetap, tidak bergeser dari tempatnya. Jika hal itu terjadi, semua makhluk akan menderita. Jika matahari terus menerus menyoroti bumi, manusia dan makhluk lainnya akan terbakar. Kemudian kami jadikan matahari sebagai petunjuk akan adanya bayang-bayang dan situasi teduh tersebut. Jika tidak ada matahari, tidak akan terjadi bayang-bayang di bumi. Inilah fenomena alam yang harus direnungkan oleh manusia, bahwa dibelakang semua gerakan alam seluruh ada zat yang sangat berkuasa yaitu dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian variasi penjabaran dari banyak ahli tafsir terkait isi dan arti surat Al-Furqan ayat 44 arab-latin dan artinya, semoga bermanfaat bagi ummat. Dukung kemajuan kami dengan memberi backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Yang Cukup Sering Dicari Tersedia berbagai topik yang cukup sering dicari, seperti surat/ayat Al-Fath, Al-Alaq, Al-Baqarah 183, Alhamdulillah, Inna Lillahi, Al-Fil. Juga Al-Ma’un, Al-Insyirah, Yusuf 4, Ali Imran 159, At-Tin, Al-Bayyinah. Al-FathAl-AlaqAl-Baqarah 183AlhamdulillahInna LillahiAl-FilAl-Ma’unAl-InsyirahYusuf 4Ali Imran 159At-TinAl-Bayyinah Pencarian surat ali imran ayat 190, surat al an'am ayat 48, surat al kahfi latin ayat 1-10, al maidah ayat 33, perhatikan ayat berikut ini Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah .