Oleh Dr. Ir. Gede Ngurah wididana, M.Agr *) Manusia adalah mahluk perencana, dia memiliki banyak pilihan, banyak keinginan, banyak rencana, dan banyak tujuan. Jika seseorang tidak memiliki rencana, maka tujuan hidup tidak dimilikinya. Dalam manajemen, rencana sangat penting dimiliki untuk mendapatkan hasil yang bagus. Setelah perencanaan haruslah dilakukan
manusia cuma bisa merencanakan, selebihnya tuhan yang menentukan
ketujuh percayalah bahwa tuhan menyertai dan memberkati anda sebagaimana ia menyertai yusuf, selama anda bersama dengan tuhan, “tetapi tuhan menyertai yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya, maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang mesir itu.setelah dilihat oleh tuannya, bahwa yusuf disertai tuhan dan bahwa
“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana” Amsal 19 21. – Membaca judul di atas tentunya Anda – tidak semua – akan bertanya dan berkata, “Kalau begitu untuk apa kita bikin rencana?” karena toh, pada akhirnya Tuhan juga yang menentukan. Masing-masing kita terutama memasuki Tahun Baru 2017 memiliki berbagai rencana, baik yang ditulis maupun yang ditaruh dalam pikiran kita. Rencana yang berkaitan dengan diri sendiri, keluarga kita, bisnis dan pekerjaan kita dan pelayanan kita dan yang bergerak di organisasi kemasyarakatan dan sosial juga perlu membuat rencana. Dalam bahasa Alkitab untuk kata rencana biasa memakai istilah rancangan. Kita coba untuk membedakannya. Rancangan adalah garis besar dan jauh ke depan, tidak terbatas dengan waktu, sedangkan rencana adalah rincian yang lebih konkrit dengan batas waktu yang lebih jelas. Namun dapat juga kita pakai secara bergantian yang mengandung arti yang sama. Setiap rencana kita pasti mengandung harapan, harapan untuk lebih baik, lebih besar, lebih maju, lebih bertumbuh, lebih berkembang harapan yang muluk-muluk. Bukankah peri bahasa mengatakan, “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit.” Anda bebas dan tidak ada seorangpun dapat membantah atau mematahkan cita-cita Anda, yakni rancangan hidup Anda yang selanjutnya Anda jadikan rencana, dari waktu ke waktu. Selain kita sendiri yang membuat rencana kehidupan kita, mungkin saja tanpa kita ketahui ada orang lain yang membuat rancangan bagi kita, biasanya orang yang posisinya lebih tinggi dari kita. Dan yang pasti Firman Tuhan memberikan kita kepastian bahwa Tuhan memiliki rancangan bagi setiap kita,“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” Yeremia 2911. Namun pada bagian lain Tuhan juga mengingatkan bahwa, “Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” Yesaya 558-9. Dari dua pernyataan Tuhan melalui nabi Yeremia dan Yesaya kita dapat mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan memiliki rancangan atau rencana yang sangat baik bagi setiap kita; rancangan damai sejahtera, namun bukan seperti yang direncanakan manusia, jauh melampaui apa yang dapat manusia bayangkan dan pikirkan. Alkitab mencatat banyak sekali contoh bagaimana Tuhan menjadikan seseorang menerima atau memperoleh posisi yang sangat tinggi, tanpa orang itu sendiri memikirkannya dan membayangkannya, seperti halnya Yusuf yang menjadi Perdana Menteri di Mesir. Kemudian Daud yang menjadi raja besar bangsa Israel dan Ester gadis sederhana bangsa Yahudi yang menjadi permaisuri Raja Ahasyweros dari Persia sekarang Iran, yang kerajaannya luas, meliputi 127 provinsi, terbentang dari India sampai di Etiopia, juga Mordekhai sepupunya yang menjadi orang kedua di Kerajaan Persia. Sebaliknya ada orang-orang yang merancang kejahatan gagal total, contohnya Haman, orang Agag yang mendapat hukuman yang sebetulnya dirancang oleh dirinya untuk Haman. Alkitab juga mencatat peristiwa akhir hidup yang mengerikan bagi perancang kejahatan seperti Raja Ahab dan Ratu Izebel. Kembali kepada pertanyaan bagi kita semua, perlukah kita membuat rancangan atau rencana bagi diri kita sendiri dengan keluarga kita? Dan bagaimanaa kita dapat mengetahui rancangan Tuhan bagi kita? Atau paling tidak menyelaraskan rencana kita dengan rencana Tuhan agar jangan bertentangan dan menjadi sebuah kesia-siaan setelah kita berjuang melakukannya. Mari kita belajar dari Alkitab. Pertama, kita mengimani bahwa Tuhan memiliki rancangan atau rencana yang baik bagi kehidupan kita dan keluarga kita, bagaimana wujudnya, kita serahkan kepada Tuhan. Kedua, mintalah hikmat dari Tuhan, “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya” Yakobus 15. Ketiga, dasarkan rancangan Anda guna hal-hal yang baik, bukan atas dasar keserakahan dan kejahatan, “Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya” Amsal 205, dan “Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan” Amsal 215. Keempat, kerjakan rencana Anda dengan sungguh-sungguh sebagaimana kita melakukannya dalam dan untuk Tuhan Yesus, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” Kolose 317. Kelima, carilah terus menerus Tuhan dan kehendaknya, sementara Anda mengerjakan rencana Anda, “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu” Yeremia 2912-14. Keenam, sering-sering konsultasi dengan Firman Tuhan, seperti perintah Tuhan kepada Yosua, “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung” Yosua 18. Ketujuh, percayalah bahwa Tuhan menyertai dan memberkati Anda sebagaimana IA menyertai Yusuf, selama Anda bersama dengan Tuhan, “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya, maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,…Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil Kejadian 39 2-3, 23. Demikian pula Daud “Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia” 1 Samuel 18 14. Setelah Anda mengikuti tahapan di atas dan melihat bahwa hasil yang dicapai tidak sama atau sesuai dengan yang Anda rencanakan dengan berbagai faktor baik internal maupun eksternal, Anda tidak perlu berkecil hati, apalagi marah kepada Tuhan, karena sesungguhnya Tuhan memiliki rancangan yang lebih baik, agar Anda menjadi berkat bagi banyak orang tidak hanya untuk diri sendiri dan keluarga Anda. Hal inilah yang disadari oleh Yusuf “Tetapi Yusuf berkata kepada mereka “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan Yusuf, ia tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya; dan Yusuf hidup seratus sepuluh tahun. Kejadian 50 19 – 22. “Plan your work; work your plan. Success be with you in the Lord.” * Penulis adalah Penasihat Majalah NARWASTU.
Sayaberbicara tentang Sabat hari ketujuh, yang disucikan pada akhir minggu penciptaan dalam Kejadian 2: 2–3 dan diabadikan oleh jari Tuhan di atas batu Sepuluh Hukum dalam Keluaran 20: 8–11. Saya mengingatkan mereka bahwa Yesus dengan setia memelihara Sabat hari ketujuh sewaktu berada di bumi, dan murid-murid-Nya mengikuti teladan-Nya
Tuhan sudah merencanakan hidup ciptaan-Nya ketika dilahirkan ke dunia, dan memberikan hak manusia untuk menentukan jalan hidupnya. namun kebanyakan manusia kepintaran menentukan jalan hidupnya sendiri dengan menggunakan pemikiran sendiri, bukannya kehendak Tuhan! Tuhan adalah Sang Perencana, dan manusia adalah sebagai pelaksananya, bukan begitu semestinya? Kemungkinan ada diantara kita yang komplain atau merasa judul di atas salah tulis. Saya katakan tidak! Hal ini bisa dimaklumi karena selama ini kita memang sudah terbiasa dengan kalimat “Manusia merencanakan, Tuhan yang menentukan”. Dalam hal ini saya tidak membantah kebenarannya, karena memang ada kebenarannya. Tetapi beberapa hari yang lalu ketika membaca sebuah tulisan”Manusia hanya bisa merencanakan, Tuhan jualah yang menentukan” seketika itu pikiran saya langsung bereaksi dan menginspirasi melahirkan sebuah kalimat seperti judul di atas. Menurut saya kalimat “Manusia merencanakan, Tuhan yang menentukan” lebih banyak mengarah kepada kata-kata penghiburan semata ketika kita salah melangkah. Ketika manusia mulai merencanakan apa yang diinginkan dalam hidupnya dan itu tidak tercapai, lalu kita katakan Tuhan belum mengizinkan. Padahal apa yang menjadi tujuannya adalah hal yang baik dan dalam kebenaran. Oleh sebab itu saya katakan, keinginan tersebut belum sesuai rencana Tuhan Bila kita mau telah lebih luas lagi, bukankah Tuhan telah merencanakan hidup atas manusia? Semuanya tertuang dalam Firman-Firman-Nya didalam Kitab Suci dan Pengajaran-Nya melalui Para Nabi! Tuhan menginginkan manusia yang notabene adalah ciptaan-Nya untuk menjalankan kewajiban-Nya dan menjauhi larangan-Nya yang pada akhirnya bisa menyerupai-Nya. Namun bisa kita saksikan pada kenyataannya, kebanyakan manusia lebih memilih untuk menentukan jalan hidupnya dengan mengindahkan Rencana – Rencana Tuhan. Lebih mengandalkan kepintaran dan logika tanpa mau menggunakan kearifan yang ia miliki. Lebih memilih menggunakan hati manusianya yang penuh kesesatan daripada menggunakan Hati Nurani, Pelita Penerang yang spesial diberikan Tuhan sebagai nakhoda kehidupan. Seharusnya kita menentukan hidup kita adalah sesuai rancangan dan rencana Tuhan untuk kita, yang apabila dilaksanakan pasti berujung kebahagiaan. Post navigation
PIKIRANBAGAIMANA ENERGI MENGIKUTI APA YANG KAMU PIKIRKAN ? Energi mengikuti pikiran." Secara ilmiah, MOTOR PIKIRAN adalah OTAK di mana OTAK manusia diciptakan Tuhan. Otak manusia mempunyai struktur
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pernahkah anda mendengar sebuah ungkapan berikut? Manusia merencanakan, Tuhan yang menentukan. Bagi sebagian besar orang, ungkapan ini masih menjadi sebuah keyakinan dan dipegang betul. Menjadi sebuah penawar kecewa saat segala sesuatu berakhir tidak sesuai harapan. Rasanya bukan sebuah hal yang keliru menerima ungkapan tersebut. Pun demikian, entah mengapa saya jauh lebih yakin bilamana Tuhan merencanakan, manusia yang menentukan. Tanpa menutup peluang rahmat dan keterlibatan Sang Pencipta, saya lebih menyakini bahwa kita pada dasarnya sudah diciptakan dengan penuh kebaikan, diberi rencana kehidupan yang baik dan tentu saja agar kita mencapai tujuan akhir kehidupan juga dengan baik. Seluruhnya baik tanpa terkecuali. Lalu kita barangkali bertanya mengapa seluruh kehidupan yang kita jalani, tidak seluruhnya baik? Tentu saja karena keterbatasan manusiawi kita dan kecenderungannya akan segala sesuatu yang memikat membuat kita kerap melupakan peta perjalanan hidup kita. Tawaran lain yang muncul dalam perjalanan kita membuat kita kadang lupa pada jalan yang seharusnya kita tapaki. Hal ini membuat kita sulit menemukan kebaikan dan kadang bila sudah terlalu jauh menyimpang, kita seakan terjebak dalam labirin dan sulit menemukan jalan keluar. Hal ini tentu saja karena manusia begitu dicintai sehingga kita diberi sebuah keleluasaan bertindak dan memilih apa yang kita butuhkan. Kita dilahirkan dengan kehendak bebas untuk memahami kembali makna kita dilahirkan dan diciptakan dalam rangkaian seluruh kehidupan. Kehendak bebas yang memberi kita sebagian dari kekuatan illahi sebab pada dasarnya kita adalah bagian dari Yang Illahi. Kekuatan dan otoritas untuk memilih apa yang menurut kita baik unuk membantu seluruh perjalanan hidup kita. Sayangnya kehendak bebas bisa membawa kita kedalam situasi terjun bebas atau jatuh dan terhempas. Hal ini karena kebebasan yang luar biasa itu kerap takluk berhadapan dengan begitu bebasnya pilihan dalam kehidupan. Maka jangan heran manusia akrab dengan berbagai kekeliruan dan kesalahan karena terbatasnya kemampuan kita dalam memilihi apapun yang dihadapkan secara bebas dalam hidup kita. Oleh karena kehendak bebas dan terbatasnya kemanusiaan kita, disinilah kita mengandalkan sosok Yang Illahi agar menuntun kita dalam tiap laku perjalanan dan tiap menghadapi pilihan. Kita membutuhkan keterampilan memilih dan olah batin yang cukup terlatih agar kita sebisa mungkin menghindari jebakan pilihan yang kadang membingungkan. Kita perlu melatih seluruh indera dan batin kita agar kehendak bebas yang kita miliki senantiasa tidak lepas dari keterlibatan rahmat-Nya. Melalui relasi yang demikian, kita kiranya menjadi jauh lebih manusiawi dalam keillahian kita dengan menjadi pribadi yang lepas bebas. Pribadi yang tidak mudah terjebak dalam rangkaian pengalaman yang menjatuhkan. Pribadi yang menerima kesalahan dengan kehendak untuk memperbaiki langkah ke depan. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Bahkanketika manusia memberontak kepada Tuhan dengan membangun menara Babel, Tuhan tidak mencabut kemampuan mendirikan bangunan pada manusia. Tuhan memakai kemampuan yang diberikan-Nya ini untuk pekerjaan-Nya. Tuhan merencanakan adanya Bait Allah yang menjadi pusat orang Israel beribadah sekaligus rumah bagi Allah.
Dalamkonsep ketuhanan, Allah adalah satu-satunya yang merancang dan merencanakan kelahiran manusia dan alamnya melalui suatu “tipe induk” atau a’yan thabita dalam istilah Ibn ‘Arabi. Allah juga yang memberikan informasi kepada manusia mana yang baik dan mana yang buruk, dan Allah yang berhak menghakimi manusia, apakah orang itu masuk
SRIPOKUCOM - Manusia berencana namun Tuhanlah yang menentukan, kalimat ini seperti pas untuk menggambarkan kegagalan Ayu Ting Ting saat ini. Pernah kuat memilih jalan untuk menikah lagi, kini nyatanya Ayu Ting Ting kadung gigit jari. Segala persiapan pernikahnnya pun kini hancur tak tersisa.
人算不如天算Rén suàn bùrú tiān suàn Perhitungan manusia tidak sebanding dengan perhitungan Tuhan, manusia berencana tetapi Tuhan yang menentukan 人 - rén - orang, manusia 算 - suàn - perhitungan 不如 - bùrú - tidak sebaik 天 - tiān - langit, Tuhan Asal Usul Idiom Tiongkok 人算不如天算 Suatu hari di masa Tiga Kerajaan (Hanzi: 三国,
Kalomenurut gw sih efek visualisasinya bagus, ga ngecewain, meski ada satu dua yang agak janggal sih. Tapi secara keseluruhan, film ini menarik untuk ditonton, cukup menghibur, dan memberikan informasi yang positif. Helal's Blog. 2012 – Tuhan merencanakan dan manusia yang menentukan. Desember 3, 2009 pada 5:47 pm Suka tidak suka
. 24fdvcbysi.pages.dev/71324fdvcbysi.pages.dev/39924fdvcbysi.pages.dev/49724fdvcbysi.pages.dev/18624fdvcbysi.pages.dev/77124fdvcbysi.pages.dev/91724fdvcbysi.pages.dev/83824fdvcbysi.pages.dev/2924fdvcbysi.pages.dev/35024fdvcbysi.pages.dev/32024fdvcbysi.pages.dev/89124fdvcbysi.pages.dev/9924fdvcbysi.pages.dev/33024fdvcbysi.pages.dev/76424fdvcbysi.pages.dev/386
manusia merencanakan tuhan yang menentukan